HeadlinePolitik

Akhdiansyah; Politik Masholehul Ummah, Tanpa Money Politik.

MATARAM – QOLAMA.COM | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Provinsi Nusa Tenggara Barat, Akhdiansyah mengajak masyarakat termasuk mahasiswa untuk melawan money politik (politik uang), baik setiap pemilu legislatif, pemilihan kepala daerah (Pemilukada) maupun Pilpres.

Ajakan tersebut disampaikan Akhdiansyah ketika diundang berbagi pengalaman dan berbicara ‘politik tanpa uang’ oleh mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di aula PWNU NTB, Rabu (25/9/2019).

“Berkaca pada pengalaman Pileg 2019, banyak calon legislatif (Caleg) dari tingkat kabupaten, provinsi sampai Caleg DPR RI memainkan politik uang untuk bisa terpilih, untuk itulah saya mengajak masyarakat, mulai sekarang melawan politik uang” katanya.

Meski demikian, pria yang akrab disapa Guru To,i tersebut mengakui, dirinya bisa terpilih dan duduk sebagai anggota legislatif sekarang ini, murni karena kerja politik dan kesadaran masyarakat yang menginginkan perubahan, bukan karena politik uang, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan anggota dewan, sehingga tidak memilik beban.

Untuk itulah, selama lima tahun kedepan dirinya siap bekerja menjalankan kerja politik yang dalam dalam kontek ajaran NU, yaitu politik yang memperjuangkan kemaslahatan umat (masholehul ummah), atau kalau istilah bahasa Tuan Guru/Kiyai, sebagai jalan dakwah untuk kemaslahatan umat.

Melalui Fungsi legislasi, pengawasan dan penganggaran, siap mengawal dan memastikan setiap agenda pembangunan dijalankan Pemprov NTB berpihak pada kepentingan masyarakat, termasuk warga NU, baik bidang pendidikan, kesehatan maupun ketenagakerjaan.

“Mendorong peraturan daerah (Perda) pendidikan pesantren, sebagai turunan dari RUU pesantren yang telah disahkan DPR RI yang tentunya sebagai bentuk keberpihakan pada kepentingan pesantren, termasuk mendorong beasiswa pendidikan untuk anak muda NU” katanya.

Dikatakan, disahkan RUU Pesantren, tidak bisa terlepas dari peran besar dan dukungam warga NU, baik melalui kelembagaan pendidikan, organisasi termasuk politisi NU yang tersebar di sejumlah partai politik sebagai anggota DPR.

Anggota DPRD NTB lain dari PPP yang juga Ketua Ikatan Alumni PMII Mataram, Muhammad Akri mengatakan, santri dan warga NU telah banyak melahirkan pemimpin hebat, ada jadi menteri, DPR, Bupati, Gubernur sampai Wakil Presiden sekarang.

“Tentu selama ini tidak pernah terbayang, anak santri yang seringkali dipersepaikan terbelakang, sarungan, Kumal dan kudisan, bisa menjadi orang besar di Indonesia” katanya.

Karena itu ia mengajak mahasiswa UNU NTB untuk secara bersungguh – sungguh, belajar dan menempa diri, belajar kepemimpinan melalui organisasi PMII, agar kelak bisa berkontribusi di tengah masyarakat, baik sebagai politisi maupun lainnya.

Dikatakan, karena lahir dan dibesarkan di NU, secara historis NU dan PMII demikian membekas bagi kami, tempat banyak belajar dan berproses selama puluhan tahun, hingga seperti sekarang menjadi anggota DPRD NTB.

“Semoga pengalaman yang kami bagikan, termasuk kisah sukses warga NU lain bisa menjadi motivasi bagi adik mahasiswa UNU membangun peradaban kedepannya” tutup Sekretaris DPW PPP NTB tersebut.

Selengkapnya
Cek juga
Close
Back to top button