HeadlineLingkunganTekhnologi

Beragam Mitos Masyarakat Sasak Lombok Terkait Fenomena Gerhana Bulan.

LOMBOK TENGAH – QOLAMA.COM | Sudah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat, setiap terjadi fenomena alam, selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau mitos yang berhubungan dengan hal berbau gaib.

Mitos terkait fenomena alam gerhana bulan bahkan tidak saja masih dipercayai masyarakat dahulu, sebagian masyarakat moderen juga masih meyakini mitos tersebut.

Beberapa mitos terkait gerhana bulan total atau fenomena Super Blood Moon yang oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang akan terjadi dan bisa diamati sejak sore hingga malam hari, 26 Mei 2021

Mitos Pertama. Mahluk raksasa menelan bulan. Menurut kepercayaan sebagian masyarakat, bulan akan tampak seperti dimakan, dipotong, atau digigit karena sebagian akan berwarna hitam. Sementara, pada keyakinan mitologi kuno, bulan yang tampak sebagian hitam tersebut hilang karena dimakan serigala, agar serigala takut dan memuntahkan sebagian bulan. 

Mitos Kedua. Matahari memaksa ingin menikahi rembulan, tapi tetap ditolak, karena matahari menurut cerita orang tua masa lampau, hanya mengeringkan kotoran, sementara rembulan memancarkan cahaya keindahan dan kecantikan.

Mitos Ketiga. Bagi perempuan hamil ketika gerhana bulan terjadi, harus dimandikan di pintu kandang kerbau atau sapi, tujuannya agar bisa cepat melahirkan bayi yang dikandung. Termasuk membuat minyak rambut dari kelapa, sebagian masyarakat meyakini, minyak rambut dari buah kelapa tua yang dibuat ketika gerhana bulan, bisa membuat rambut tumbuh subur dan indah.

Mitos lain terkait fenomena gerhana bulan juga, ada masyarakat yang memiliki senjata tajam seperti keris atau tombak, ramai – ramai membawa senjatnya untuk ditancapkan diatas pusaran kuburan, agar semakin sakti dan memiliki kekuatan magis.

Berdasarkan informasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan, fenomena GBT merupakan peristiwa yang sangat spesial karena hanya terjadi 195 tahun sekali. 

Puncak gerhana ini dapat disaksikan langsung tanpa alat bantu optik pada pukul 18.46 WIB di wilayah barat Indonesia, 19.46 WITA di wilayah tengah Indonesia, dan pukul 20.46 WIT di wilayah Timur Indonesia. 

Proses gerhana bulan total kali ini akan berlangsung selama 3 jam 7 menit yang akan diawali gerhana penumbra pada pukul 15.46.37 WIB dan kontak terakhir penumbra pukul 20.51.16 WIB yang mengakhiri seluruh proses gerhana. Durasi puncak gerhana akan berlangsung selama 14 menit dan 30 detik.

Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button