HeadlineLife StylePariwisata

Berburu Putri Nyale, Ribuan Masyarakat Lombok Padati Pantai Selong Belanak.

LOMBOK – QOLAMA.COM | Ribuan masyarakat Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tumpah ruah memadati sejumlah pinggiran pantai, merayakan pesta bau (nangkap) dan berburu Putri Nyale.

Pantai Selong Belanak, menjadi salah satu lokasi masyarakat merayakan dan menangkap Nyale yang berlangsung sejak, Sabtu, 15 Februari, pukul 03.00 dinihari hingga pagi. Selain masyarakat Pulau Lombok, masyarakat dari luar NTB termasuk wisatawan mancanegara juga nampak ikut memeriahkan pesta rakyat festival bau nyale

Masyarakat dan wisatawan bahkan telah terpantau memadati pantai Selong Belanak sejak hari pertama perayaan pesta Bau Nyale, Jum’at malam 14 Februari 2020 untuk menyaksikan dan ikut serta secara langsung menangkap nyale bersama warga lain.

“Festival bau nyale saya taunya dari teman dan nonton youtobe, asik dan unik sekali kelihatannya, makanya penasaran dan datang untuk melihat dan ikut secara langsung tangkap nyale” cerita Uchi, Wisatawan asal Jakarta.

Ia pun mengaku baru sekarang bisa ikut merayakan festival dan menilai pesta Bau Nyale sebagai festival kebudayaan yang sangat unik dibandingkan dengan festival yang pernah disaksikan.

Semua masyarakat bergembira, berbaur menjadi satu di pinggiran pantai Selong Belanak secara bersama – sama menangkap Nyale menggunakan sorok maupun tangan kosong

Pengakuan sama juga diungkapkan Khairi, pesta rakyat festival bau nyale mampu menyatukan kebersama warga, tanpa menghiraukan dan mempertanyakan warga yang datang dari daerah mana, suku mana, maupun negara, semua larut dalam kegembiraan bersama

“Selain itu yang lebih menarik tentu, legenda dibalik asal muasal nyale yang oleh sebagian masyarakat diyakini sebagai jelmaan dari Putri Mandalikan Lombok”

Karena kita tau semua, menurut legendanya untuk menghindari perpecahan di antara anak pangeran dan raja yang memperebutkan dirinya,  Putri ahirnya memilih menceburkan diri ke laut dan menjelma menjadi caacing laut

Pesta bau nyale sendiri dilaksanakan masyarakat pada malam dini hari menjelang subuh, mulai pukul 03.00 dini hari menggunakan lampu penerang.

Pesta Bau Nyale baru berakhir ketika mentari di ufuk timur mulai nampak. Masyarakat biasanya akan mulai pulang dengan membawa hasil tangkapan masing – masing menggunakan toples, plastik hingga potongan botol minuman air mineral untuk dimasak dan dihidangkan bersama keluarga.

Selain pantai Selong Belanak, sejumlah pantai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika juga menjadi lokasi pesta Bau Nyale, antara lain panti Ann, dan pantai Seger.

Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button