
MATARAM – QOLAMA.COM | Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hj. Putu Selly Andayani mengatakan, gerakan dan sosialisasi penggunaan masker dinilai akan lebih efektif kalau aktivitas belajar di sekolah dibuka.
“Sebetulnya lebih bagus kalau anak masuk sekolah, kita bisa melakukan edukasi, semua berperan, Dinas Kesehatan, PKK termasuk DP3AP2KB” kata Selly, di Mataram
Ia mengatakan, daripada diam di rumah, dengan sebagian orang tua terkadang keras kepala, lebih baik anak sekolah. Kalau di sekolah anak-anak bisa diingatkan langsung oleh guru agar memakai masker, supaya tidak terinfeksi Covid-19.
Selly juga meyakini kebijakan new normal juga tidak akan berbahaya dan menjadi ancaman bagi anak, selama semua terlibat memberikan edukasi kepada anak, mengenai pentingnya menggunakan masker, cuci tangan setiap hari dan menjaga jarak.
“Jumlah anak NTB positif Covid-19 sendiri sampai sekarang tercatat sebanyak 107 orang, 3 orang diantaranya meninggal, 30 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit dan sisanya menjalani perawatan di wisma Nusantara” katanya.
Sebelumnya, banyaknya anak – anak Provinsi NTB terpapar Covid-19 membuat Tim Penggerak PKK NTB prihatin dan mulai gencar menggalakkan program maskerisasi bagi anak, guna mencegah semakin meluasnya penularan Covid-19, khususnya pada anak.
Gerakan masker untuk anak merupakan upaya melindungi anak dari bahaya COVID-19, karena NTB merupakan salah satu provinsi dengan persentase anak menjadi pasien positif terbesar di Indonesia.
Dikatakan, banyaknya anak yang terpapar Covid-19 membuktikan bahwa kesadaran untuk mengikuti protokol kesehatan terhadap anak-anak masih minim di NTB, untuk itu PKK NTB akan tetap mensosialisasikan gerakan maskerisasi di setiap kesempatan, mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa bahkan dusun.