MATARAM – QOLAMA.COM | Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan Kerangka Sampel Area (KSA) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/ BPN), produksi padi Provinsi Nusa Tenggara Barat diperkirakan mengalami kenaikan.
“Berdasarkan perhitungan KSA, produksi padi pada Januari 2021 mencapai 33,24 ribu ton GKG, dan potensi produksi sepanjang Februari hingga April 2021 mencapai 807,92 ribu ton GKG” kata Koordinator Fungsi Statistik Produksi BPS NTB, M. Junaedi, melalui siaran persnya, 1 Maret 2021.
Dengan demikian, total potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 841,16 ribu ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 314,92 ribu ton atau 59,84 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 526,24 ribu ton GKG.
Tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi GKG tertinggi pada Januari hingga April 2021 adalah Sumbawa, Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/ kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama adalah Lombok Utara, Kota Mataram, dan Kota Bima.
“Potensi penurunan produksi padi pada subround Januari-April 2021 hanya terjadi di Kota Bima” katanya
Sementara berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 sebesar 273,46 ribu hektar, atau mengalami penurunan sekitar 8,21 ribu hektar atau 2,91 persen.
Sementara untuk luasan panen padi pada Januari 2021 mencapai 6,54 ribu hektar, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 167,201 ribu hektar.
Dengan
demikian, total potensi luas panen padi pada subround Januari-April 2021 mencapai 173,74 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 63,40 ribu hektar (57,46 persen) dibandingkan subround Januari-April 2020 yang sebesar 110,34 ribu hektar.