Berugak DesaHeadlineHukum dan Kriminal

Habiskan Anggaran Ratusan Juta, Jalan Pertanian Desa Banyu Urip Amblas.

LOMBOK TENGAH – QOLAMA.COM | Intensitas hujan yang berlangsung selama beberapa minggu terakhir, mengakibatkan jalan pertanian Desa Banyu Urip, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah amblas dan rusak parah dihantam air hujan yang mengalir dari areal sawah sekitar jalan.

Jalan pertanian amblas, disebabkan karena tidak adanya saluran gorong – gorong sebagai jalan air hujan mengalir dari sawah sekitar, membuat air meluap ke permukaan jalan dan mengikis tanah uruk yang menutupi permukaan jalan, hingga mengakibat jalan ambalas.

“Bagaimana jalan pertanian tidak amblas terkikis air, Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Pemerintah Desa Banyu Urip tidak membuatkan gorong – gorong di titik jalan yang banyak dilewati aliran air saat musim hujan tiba” kata tokoh masyarakat Dusun Pantek, Darmawan, Selasa 26 Januari 2021.

Ia mengatakan, pembangunan gorong – gorong seharusnya sudah dikerjakan TPK Pemdes Banyu Urip bersamaan dengan proses pengurgan pada 2020, sehingga ketika musim hujan tiba seperti sekarang, air hujan tidak sampai meluap ke permukaan dan merusak jalan.

Tapi langkah itu tidak dilakukan dan membiarkan kondisi jalan seperti sekarang, terkikis dan amblas dihantam aliran air hujan dari sawah sekitar. Padahal kalau berbicara anggaran pengerjaan jalan, nilainya cukup besar mencapai 200 juta lebih

“Kalau kondisi jalan seperti sekarang, kan percuma melakukan pengurugan, kalau ujung – ujungnya rusak dan amblas oleh air hujan” Sesal Darmawan yang jujuga mantan Kepala Dusun (Kadus) Pantek tersebut.

Muhibbah, masyarakat Dusun Pantek lain juga menyesalkan pembangunan jalan pertanian, tanpa gorong – gorong dan talud. Padahal keberadaan jalan pertanian sekarang, sangat membantu aktivitas pertanian masyarakat, baik masyarakat Dusun Pantek, Prapak dan masyarakat Dusun lain.

“Sangat disayangkan jalannya amblas, karena mengganggu aktivitas pertanian masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor ke sawah, terutama yang hendak mengakut pupuk” katanya.

Termasuk saat musim panen nanti, masyarakat biasa mengangkut padi hasil panen dari sawah menggunakan kendaraan roda dua maupun empat. Tapi dengan kondisi yang amblas seperti sekarang, bisa mengganggu.

Lebih lanjut Muhibbah pun berharap agar kerusakan jalan bisa segera diperbaiki Pemdes tahun ini, agar aktivitas masyarakat ke sawah tidak terganggu, termasuk bisa dimanfaatkan mengakut padi saat musim panen tiba.

Berdasarkan pantauan Qolama.com di lapangan, panjang jalan pertanian yang amblas sekitar 2 meter. Untuk tetap bisa tetap beraktivitas, masyarakat secara swadaya membuat jembatan penghubung menggunakan kayu.

Sebelumnya Pemdes Banyu Urip melalui Sekretaris Desa (Sekdes) sesumbar akan menjadikan jembatan dan jalan usaha tani yang rusak, menjadi skala prioritas untuk diperbaiki tahun anggaran 2021, melalui Dana Desa (DD).

“Selain pemulihan ekonomi, perbaikan jembatan dan jalan menjadi skala proritas diperbaiki untuk Anggara DD 2021, terutama jalan usaha tani yang menunjang aktivitas ekonomi dan pertanian masyarakat desa” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Banyu Urip, Samian dalam kesempatan wawancara dengan Qolama.com, Jum’at 8 Januari 2021.

Perbaikan jalan dilakukan meliputi pembangunan talut dan gorong – gorong di titik jalan yang banyak dilewati aliran air sawah, supaya jalan tidak amblas terkikis air secara terus menerus, terutama di musim hujan.

Dijelaskan, pembangunan talut dan gorong – gorong awalnya dibangun bersamaan dengan pengurukan jalan, tapi karena musim hujan datang, sehingga truk yang mengangkut matrial berupa batu, sirtu tidak bisa masuk, sehingga pembangunan terpaksa ditunda.

Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button