Beredar informasi acara Konggres Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ke VI, mengejutkan berbagai pihak. Acara yang digelar pada tanggal 18 – 20 Agustus 2023 berpusat di Asrama Haji Donohudan Surakarta Jawa Tengah menghadirkan puluhan tokoh eks HTI dan Islam Radikal beserta ratusan anggotanya dari seluruh Indonesia.
Konggres yang bertajuk “Untuk Menegakkan Syariat Islam” juga melaksanakan serangkaian seminar dengan thema “Kepemimpinan Nasional dala Prespektif Islam dan Pembukaan UUD 1945” dan “Memerangi Islamphobia Melalui Penerapan Syariat Islam di Lembaga Negara”.
Pada puncak acara konggres juga dilaksanakan launching Mars “Indonesia Bersyariat”.
Ormas lintas agama, budaya dan kebhinekaan Pejuang Nasional Indonesia Bersatu (PNIB) mengecam kerak penyelenggaraan acara tersebut. Melalui ketua umumnya AR Wakuyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menyayangkan pihak kepolisian yang memberikan ijin acara tersebut.
“Konggres kelompok pengusung khilafah dan negara Islam tersebut akan dijadikan momentum kebangkitan gerakan mengkhilafahkan Indonesia. Indonesia yang usai merayakan peringatan kemerdekaan ke 78 masih berbentuk NKRI dan mereka berkumpul untuk merencanakan merubah Indonesia menjadi Negara Indonesia Syariah. PNIB dengan tegas menolak demi keutuhan bangsa dan negara” ungkap Gus Wal saat diminta tanggapannya oleh awak media.
Gus Wal an PNIB yang gencar melakukan aksi penolakan gerakan khilafah, intoleransi, radikalisme, terorisme dan politik identitas menganggap acara yang rencananya digelar secara tertutup tersebut berpotensi membangkitkan gerakan jihad demi menegakkan ideologi khilafah dan negara Islam.
“HTI, FPI yang sudah dibubarkan menjelma nama lain namun dengan perjuangan yang sama. Kelompok Khilafatul Muslimin yang baru saja pimpinannya di Jawa Timur divonis 5 tahun penjara atas kasus konvoi khilafah, ikut andil dalam konggres tersebut. Belum lagi kelompok radikal lain yang hadir mendapatkan nafas baru di acara tersebut. Pemerintah harus segera bertindak membubarkan acara tersebut demi memutus kebangkita sel-sel tidur radikalisme dan terorisme yang masih ada di sekitar kita” lanjut Gus Wal.
Fakta lain dikabarkan Densus 88 berhasil menangkap DE terduga teroris warga Bekasi pada Senin (14/8/2023) dengan sejumlah barang bukti 18 pucuk senjata rakitan. DE yang merupakan karyawan PT KAI juga admin dan pendukung ISIS di medsos. Akun-akun propagandanya untuk berjihad disebar secara massif sekaligus sebagai upaya penggalanyan dana.
“Tidak menutup kemungkinan anggota Mujahidin yang hadir pada konggres terselip para pelaku teroris yang belum terungkap. Mereka bertemu dengan tokoh-tokoh yang selama ini mendukung gerakan meng-Islamkan Indonesia dengan jalan jihad ala ISIS. PNIB akan melakukan aksi penolakan acara tersebut bersama elemen masyarakat lain dalam rangka mendukung TNI, Polri dan Densus 88 dalam memerangi kelompok pemecah belah NKRI ini. Kami juga berharap kepada Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo untuk menyikapi serius acara konggres di wilayah pemerintahannya,” tutup Gus Wal.