Lombok Tengah – Pemilu 2024 ini hendaknya tidak menjadi ajang “dagangan” antara rakyat dan calon pemimpinnya. Hal ini diungkapkan Inayah Wahid saat menyampaikan orasi kebudayaanya di acara Haul Gusdur ke 14 yang dilaksanakan Gusdurian Lombok Tengah Bersama Pondok Pesantren Nurul Qur’an Mertak Tombok Praya, Lombok Tengah, Sabtu, (13/1/2024).
Janji-janji politik seperti jika dipilih akan memberikan ini dan itu, akan memberikan bantuan ini dan itu kepada masyarakat adalah cara-cara transaksional yang buruk dalam demokrasi kita.
“Ada banyak calon pemimpin yang mengatakan, jika anda memilih saya, maka akan saya kasih ini kasih itu, saya kasih bantuan ini bantuan itu, ini kan mirip dagangan. Mencari pemimpin kok kayak dagangan”. Ungkapnya.
Dikatakannya, semua lapisan masyarakat berhak mendapatkan kesejahteraan, bukan karena mereka memilih si A atau si B atau si C tetapi karena memang mereka berhak sebagai warganegara mendapatkannya. Inilah kewajiban seorang pemimpin yang sebenarnya, memberikan kesejahteraan tanpa harus melakukan upaya transaksional seperti itu.
Bagi seorang pemimpin, memberikan kesejahteraan itu adalah kewajiban, maka kesejahteraan yang diterima adalah hak bukan bayaran atas pilihan-pilihan politik yang dibuat oleh masyarakat.
“Pemimpin yang baik adalah mereka yang ketika memiliki kekuasaan, lalu menggunakan kekuasaannya untuk memenuhi kepentingan orang-orang yang tidak punya kuasa.” Pungkas Putri Presiden Ke 4 RI KH Abdurrahman Wahid ini.[ Jhellie ]