Jangan Benturkan Tokoh Agama dan Organisasi dalam Persoalan Nama Bandara
MATARAM – QOLAMA.COM | Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lombok Tengah TGH. Ma’arif Makmun Diranse meminta masyarakat, tidak membawa dan membenturkan tokoh, pemuka agama dan organisasi dalam polemik perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi BIZAM.
Permintaan dan himbauan tersebut disampaikan TGH. Ma’arif Makmun Diranse di acara Silaturrahim dan Doa Kamtibmas 2021 yang diselenggarakan Polda NTB di Lapangan Tenis Polda NTB, Rabu 6 Januari 2021.
Tuan Guru yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Manhalul Ma’arif Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah itu agar semua menempatkan faktor kedamaian sebagai pertimbangan utama dalam menentukan sikap dalam persoalan bandara.
“Persoalan bandara jangan diributkan, jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan NU dan NW. Karena mereka adalah sahabat atau teman,” ujarnya.
“Di antara kami ada hubungan emosional, ada hubungan silsilah keguruan, dan lain-lain. Karenanya, kami warga Nahdlatul Ulama meminta agar permasalahan nama bandara, jangan dikait-kaitkan dengan NU dan NW,” Lanjutnya.
Untuk itu, ia bersama semua tokoh di Lombok Tengah tetap menyarankan agar persoalan nama bandara ini diserahkan kepada pemerintah dan pihak berwenang.
Harapan yang sama juga disampaikan Pimpinan Ma’had MDQH NW Pancor yang juga merupakan Ketua Umum Rois A’am Dewan Mustasyar PBNW, TGH. Yusuf Makmun berharap agar suatu perbedaan jangan dijadikan sebuah permasalahan.
“Semoga perbedaan yang ada jangan dijadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah. Mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan” ajak TGH. Yusuf Makmun.
Kapolda NTB, Irjen Pol. M. Iqbal, S.I.K,. M.H., mengungkapkan, dengan adanya para ulama, tokoh agama, tokoh adat dan berbagai elemen masyarakat lainnya, menjadi kunci dan garda terdepan bagi TNI dan Polri untuk membantu melaksanakan tugas.
Di hadapan para tokoh Pulau Lombok tersebut M. Iqbal menyampaikan peran penting para ulama dan tokoh masyarakat yang menjadi kunci utama dalam penyelesaian setiap permasalahan yang ada.
“Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal apabila tidak dibantu oleh semua stakeholder dan semua elemen, sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran para ulama, para tuan guru,” ungkap Kapolda.
Jenderal Polisi bintang dua itu mengatakan, hampir semua undangan kegiatan silaturrahmi dan doa bersama hari ini hadir.
“Alhamdulillah wa syukurillah, pagi ini kalau boleh saya mengatakan hampir semua undangan hadir, ini sangat membahagiakan saya,” katanya.
“Saya dinasehati oleh Ayahanda Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Turmudzi Badruddin, Pak Kapolda, insya Allah kalau niatnya baik, insya Allah, Allah akan mengatur dan menyusun apa yang menjadi atau diniatkan,” tuturnya.
Mantan Kadiv Humas Polri itu mengatakan, silaturrahmi dan doa bersama yang digelar merupakan salah satu upaya dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas).
“Walaupun ada dinamika di tengah masyarakat, bila kita semua sering bersilatuhrahmi,inshaa Allah semua ada jalan keluarnya. Semoga dengan kita duduk bersama, bersilaturrahmi dan berdoa, semua permasalahan akan segera mendapatkan titik temu dan solusi. Aamiin,” harapnya.
Sementara itu Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengakui, keberadaan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat adalah garda terdepan terciptanya keberagaman dan kerukunan di NTB. Ia berharap Pemerintah Provinsi NTB bersama dengan Polri, TNI dan berbagai stakeholder dapat terus bersinergi menjaga dan merawat keberagaman dan kerukunan ditengah masyarakat.
Turut hadir dalam acara ini Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI A. Rizal Ramdhani, M.Han., Ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda, Muhtasyar PBNU yang juga Pengasuh Yayasan Ponpes Qamarul Huda Bagu TGH. Lalu Turmudzi Badruddin, Ketua MUI NTB, Prof. H. Syaiful Muslim, Ketua PWNU NTB Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag., para tokoh agama dan masyarakat (togama) serta tokoh pemuda Lombok Tengah, para tokoh organisasi NW, dan para Pejabat Utama (PJU) Polda NTB. []