HeadlineIqro'Kolom
Trending

Keyakinan Aktor Revolusi Kedai Kopi

YUSUF TANTOWI

MINGGU kemarin saya bertemu dua orang penulis yang buku-bukunya cukup laris. Beda usia, beda pembaca, beda fokus tulisan, tapi sama-sama sangat percaya dengan kekuatan ide, gagasan dan impian untuk mengubah nasib.

Persamaan lain, keduanya seleb media sosial. Follower-nya puluhan ribu dan setiap statusnya pasti ramai dikerumuni netizen. Belakangan dua orang ini dikenal publik sering tampil sebagai pembicara diberbagai forum.

Kedua penulis yang sedang kita bicarakan itu adalah Fahd Pahlepie dan Hasanuddin Abdurrahman. Keduanya kemarin ‘show’ di Mataram. Beruntung saya bisa bertemu dan ngobrol banyak dengan mereka. Ngobrol langsung itu penting untuk mendekatkan energi positif dari teman kita bicara.

Saya awali cerita soal Fahd Pahlepie dulu. Fahd ternyata orang kampung yang berhasil meraih doktor ahli fisika di Jepang.

Lahir di Cianjur tahun 1986 -sebaya adik saya-, cukup muda, tapi karya, produktivitas dan prestasinya melampaui usianya.

Pertama kali saya mengenalnya dari media sosial Instagram. Membaca tulisan dan aktivitasnya ternyata orang muda ini prestasinya se-abrek. Sayapun tahu, ia pegiat media sosial juga, follower-nya puluhan ribu dan didominasi anak-anak milenial.

Karena penasaran dengan sosoknya, bersama seorang teman, saya sengaja mutar-mutar Gramedia mencari bukunya, “Muda Berdaya Karya Raya”. Saya banyak terinspirasi dari bukunya itu dan menambah penasaran sosoknua.

Dan…rupanya Tuhan menyiapkan rencana lain. Saya dan Fahd dipertemukan Ma’arif Institute di acara Both Camp Creatormuda Academy Mataram yang berlangsung mulai Kamis hingga Jum’at, 19-20 September 2019 kemarin.

Di acara yang digagas Maarif Institute bekerjasama dengan www.google.org, Cemeo Projeck, Yayasan Ruanguru dan lain-lain itu, Fahd tampil sebagai pembicara disesi talk show. Sementara saya oleh Panitianya Mas Khelmy K Pribadi diminta jadi mentor penulisan puluhan siswa SMA se-NTB yang mengelola mading sekolah.

Sesi Talkshow, saya menikmati presentasinya. Saya saksikan betapa ia berhasil menginspirasi peserta yang rata-rata masih belia itu. Ragam prestasi akademik, prestasi bisnis hingga aktivitas sosialnya membuat pessrta berdecak kagum.

Belum lagi 21 buku yang berhasil ia tulis sejak SMA, berbisnis barbershop, co-working space, digital marketing sampai travel umrah. Menjadi delegasi program muslim Exchange Australia-Indonesia untuk mengunjungi kota Sydney. Terpilih sebagai 20 pemimpin muda berpengaruh Autralia-ASEAN. Mendapatkan beasiswa Autralia Award dan lulus cum laude Fakultas Seni, Monash University dan masih banyak lagi yang lain.

Usai Fahd “memprovokasi” ratusan siswa SMA itu, saya mendekatinya. “Salah seorang pembaca buku Muda Berdaya Karya Raya” sapa saya.

Ia tersenyum sambil menyambut tangan saya dan kami bersalaman. “Gimana pendaftarannya ke PDI P kemarin? Pancing saya. “Alhamdulillah, lancar” katanya.

Ya, saya baca di IG, Fahd minggu lalu update status mendaftarkan diri di PDI P untuk maju sebagai calon Walikota Tangsel tahun 2020.

“Kalau revolusi kedai kopi sudah berlangsung berapa kali mas” tanya saya.

“Sudah dilakukan di 50 kota, termasuk Mataram juga sudah” jawab pemuda anak 3 yang ternyata juga staf khusus kantor presiden ini. Dia lah aktor dan konseptor revolusi kedai kopi.

Mungkin banyak yang belum tahu, revolusi kedai kopi itu sebuah acara kreatif yang digagas Fahd untuk anak muda milenial. Dikemas model talk show, dan membahas tema-tema provokatif agar anak muda berani berkarya, berani menggali potensi diri, peduli dengan kondisi masyarakat dan tema-tema lain yang akrab dengan anak-anak milenial.

Intinya, acara itu menjadi ruang anak-anak muda bicara sesama kaum muda. Kedai Kopi diharapkan memantik kepedulian anak muda pada persoalan-persoalan sosial dan berupaya mengatasinya dengan kreatif.

Jika anda penasaran tentang Kedai Kopi, coba deh lihat-liat video-nya di youtube. Acara ini menurut saya super keren, pesertanya selalu ramai. Ditangan Fahd dan kawan-kawannya, kedai kopi berubah menjadi rumah perjumpaan, ruang interaksi dan kolaborasi khas anak muda yang saat ini telah mewabah ke berbagai kota.

Yang dilakukan Fahd Pahlepie buat saya sangat istimewa. Sebab tak mungkin ia bisa lakukan itu semua tanpa perjuangan. Di buku Muda Berdaya Karya Raya kita bisa menangkap semangatnya. Disitu ia menulis,

“Pikiran harus terus diperjuangkan, gagasan harus terus digerakkan dan kita tidak boleh menyerah dengan berhenti atau keluar dari lintasan sejarah”

Dilembar bukunya yang lain, ia juga mengajak anak-anak muda menantang berbagai ketakutan dan kemustahilan yang muncul dari dalam pikiran sendiri.

“Sering kali kita menciptakan penjara bagi pikiran kita sendiri. Satu-satunya cara untuk membebaskannya adalah dengan menjebol serta merusak jeruji-jeruji pencara itu”. Tulisnya.

Kesimpulan saya, sosok muda Fahd Pahlepie menginspirasi kita bahwa, semua keputusan yang kita ambil adalah hasil akhir dari proses yang terjadi dalam pikiran dan perasaan kita sendiri. Proses itu bisa cepat, bisa lambat. Yang jelas, ‘proses’ itu pasti akan kita lalui. Ia semacam sistem yang inheren dalam diri kita ; melibatka akal dan rasa. Sistem yang tersusun dari potongan-potongan peristiwa yang pernah kita alami.

Berbagai capain Fahd diusianya yang relatif muda, saya rasa adalah buah dari keyakinan terhadap kekuatan ide, gagasan dan mimpi yang ia miliki dan ia kolaborasikan dengan banyak orang. Sembari ia menemui anak-anak muda diberbagai lewat Kedai Kopi, pengalaman-pengalamannya itu yang ia catat dan menjadikannya penulis produktif.

Wajar jika anak muda “belia” ini berani mendeklarasikan dirinya sebagai “Yang Muda Menata Kota”. Untuk mimpinya ini, saya berdoa semoga usahanya dimudahkan.[]

Adsvertise
Selengkapnya
Cek juga
Close
Back to top button