HeadlineLombok Barat

Lakpesdam NU Lombok Barat Lacak Genealogi Tuan Guru

LOMBOK BARAT, QOLAMA.COM | Sambutan masyarakat terhadap pelaksanaan seminar, “Genealogi Tuan Guru NU di Lombok Barat” yang diadakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PC.Nahdlatul Ulama Lombok Barat terlihat cukup besar.

Seminar publik itu berlangsung Sabtu, 7 Desember 2019 bertempat di Aula Kantor Kemenang, Menang, Lombok Barat.

Genealogi menurut Michel Foucoul, seorang intelektual dan filosof dari Prancis – tentang studi mengenai evolusi, jaringan, gagasan, sejarah dan dinamika satu kelompok masyarakat yang telah berlangsung beberapa generasi. Itu juga bicara tentang jejak historis, peran, karya bahkan warisan intelektual baik secara fisik atau non fisik.

Peserta Antusias mengikuti kegiatan seminar, “Genealogi Tuan Guru NU di Lombok Barat” yang diselenggarakan Lakpesdam NU PCNU Lombok Barat, Sabtu (7/11).

Genealogi bisa dipakai jadi alat untuk mengkritisi sebuah ide dan praktek dengan melacak sejarah kemunculannya.

Seriusnya tema yang diangkat dalam seminar itu ternyata tidak menyurutkan minat peserta. Peserta yang hadir melebihi target yang dibuat oleh panitia sekitar 100 orang. “Alhamdulliah sambutan masyarakat cukup besar terhadap seminar ini. Dari target 100 orang, yang hadir mencapai 150 orang” kata Dr.Abdurrahman, Ketua Lakpesdam NU Lombok Barat saat diminta tanggapan.

“Besarnya antusias masyarakat khususnya keluarga besar NU Lombok Barat menambah semangat kami untuk segera merumuskan peta genealogi NU di Lombok Barat” tambahnya. Dengan begitu ia berharap hasil pemetaan mereka dari lakpesdam bisa dicetak dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.

Terdapat tiga orang pembicara pada seminarnya. Dr.H.Ahyar Fadli, M.Si yang juga Katib Syuriah, Dr.H.Nazar Naamy, M.Si, Ketua PCNU Lombok Barat dan Drs.TGH.Mustafa Abdullah, Ketua MUI Lombok Barat.

Dr.H.Ahyar Fadli, M.Si dalam presentasinya menyebutkan 5 orang pasek (paku) bumi tuan guru NU di Lombok Barat. Kelima orang tuan guru kharismatik itu diantaranya TGH.Muhammad Sholeh Hambali (Ponpes Darul Qur’an Bengkel), TGH.Abhar Muhyidin (Ponpes Darul Falah, Pagutan),TGH.Ibrahim al Halidi (Ponpes Islahudiny, Kediri), TGH.Mustafa Al Halidi (Ponpes Islahudiny, Kediri) dan TGH.Ridwanullah (Ponpes Darussalam, Babussalam).

“Kelima orang itulah yang banyak melahirkan tuan guru – tuan guru di Lombok Barat. Peran mereka bisa kita lihat banyak alumni dari pesantren-pesantren itu yang menjadi tokoh masyarakat, tuan guru dan membangun lembaga pendidikan Islam dikampungnya” kata dosen Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Qomarul Huda, Bagu, Lombok Tengah ini.

Penjelasan itu di ya kan oleh Dr.H.Nazar Naamy, “Saya sepakat dengan presentasi pak Katib NU tadi, cumin bedanya saya justru menemukan jaringan alumni pesantren Jawa khususnya Jawa Timur juga banyak melihirkan tuan guru-tuan guru NU di Lombok Barat” kata ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Univeritas Islam Negeri (UIN) Mataram ini.

Drs.TGH.Mustafa Abdullah selaku putra TGH.Mustafa Halidi, salah seorang perintis Ponpes Islahudiny, Kediri, Lombok Barat menceritakan kesan terhadap bapaknya.

“Bapak saya orangnya tidak terlalu suka dipublikasi. Foto beliau pun setahu saya cuma satu. Untuk itu kita agak kesulitan menemukan dokumen tentang beliau, kecuali cerita-cerita yang diceritakan langsung oleh murid-muridnya” tutur Ketua MUI Lombok Barat yang juga syuriah NU ini.

“Tapi saya ingat apa yang dipesankan beliau kepada saya, “jangan mengatakan diri kita baik kepada orang lain. Biarkan orang lain yang mengatakan kita baik. Itulah nasehat yang beliau katakan yang menunjukkan bahwa beliau bukan pribadi yang suka dipublikasi” kata dosen yang telah pension dari UIN Mataram ini.[]

Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button