HeadlineLingkunganPendidikanTekhnologi

Mahasiswa NTB Ini Bikin Sabun Cuci Piring Dari Limbah Kulit Udang

“Chitolight”, kedengerannya bule, tapi tahukah anda? Sabun cuci piring yang terbuat dari limbah kulit udang ini adalah karya anak muda NTB bernama Agus Mulia Bakti. Mahasiswa UNDIKMA Mataram dan aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Saat ditemui Qolama, Agus Mulia Bakti bercerita. Produknya ini berasal dari limbah kulit udang yang biasanya dibuang-buang para nelayan. Keprihatinannya mulai timbul ketika limbah ini berjumlah sangat banyak. Iapun memutar otak bagaimana caranya agar limbah ini tidak dibuang dan dijadikan sesuatu yang bermanfaat, Chitolight!

“Saya belajarnya otodidak, produksi awalnya mencoba dan terus mencoba”  Kata Agus yang saat ini masih berstatus Mahasiswa di Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA) Mataram ini.

Pertama-tama produknya ia coba sendiri, lalu teman-temannya hingga kemudian ia serius memproduksinya dengan modal sendiri. Bahkan, saat Pandemi Covid-19 mulai melanda NTB, permintaan Chitolight produksinya semakin bertambah deras. Karena itu, iapun mencoba keberuntungan dengan mengajukan proposal untuk Program Kreativitas Mahasiswa di yang diadakan Kkementerian Risest Dan Tekhnologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Baca Juga :

Teknologi Jadi Faktor Penting dalam Proses Inovasi Pembangunan.

PSDP Mahasiswa Poltekpar Lombok Dilaksanakan Dengan Tetap Mematuhi Protokol Kesehatan.

Kiyai Ma’ruf Amin Ajak Mahasiswa Perangi Radikalisme Mulai Dari Kampus.

“Alhamdulillah, tanpa disangka Chitolight berhasil mencuri perhatian kementrian dan mendapatkan Hibah Tahun Anggaran 2020 sebesar 5 juta rupiah” Ceritanya

Lanjutnya, Program Kreativitas Mahasiswa tahun anggaran 2020 awalnya Dana sebesar 12,5 juta namun karena ada situasi pandemi anggarannya diperkecil menjadi hanya 5 juta.

Karena itu, Kemenristekdikti saat ini tengah memintanya memperkenalkan Chitolight ke publik dan jika respon pasar bagus, kemenristek berencana akan memberikan dana yang lebih besar melalui  Program Kreativitas Mahasiswa.

“Dalam situasi pandemi Covid ini, dana yang 5 juta dari Kemenristekdikti ini kita gunakan untuk keperluan promosi dan memperkenal produk saja secara online maupun offline,” Terangnya.

Ia berharap, kedepan Kemenristekdikti dan para pihak dapat membantu produksi Chitolight ini agar dapat dimanfaatkan masyarakat baik di Lokal bahkan di Nasional. []

Selengkapnya

One Comment

  1. Ping-balik: 1catherine

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button