Merajut Kebersamaan di Aliansi BEM Lombok Tengah
OPINIBagaimanapun dengan sikap BEM IAIQH Bagu hari ini terkait Aliansi BEM Loteng yang terkesan apatis dan tak mau ikut serta secara penuh membuat kami sedih.
Tujuan mulia ikut serta membangun Lombok Tengah dari basis kemahasiswaan tentu saja membutuhkan kebersamaan sehingga organisasi ini harus merangkup BEM se Lombok Tengah termasuk BEM IAIQH Bagu.
Oleh : Lalu Galuh Firman Shihab
(Ketua Dewan Pengawas dan Konsultasi BEM LOTENG) dan Ahmad Candra (Presiden BEM LOTENG)
Minggu, 10 November 2019 bertempat di Kampus STMIK Lombok Praya kami mengadakan pertemuan ketiga untuk menginisiasi terbentuknya Asosiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Lombok Tengah.
Hari itu sangat bersejarah buat kami karena kami berhasil menghadirkan sejumlah perwakilan pengurus BEM se-Lombok Tengah kemudian mendeklarasikan terbentuknya Asosiasi Pengurus BEM tersebut.
Harapannya, dengan terbentuknya Aliansi BEM LOTENG ini, BEM Loteng akan menjadi garda depan Mahasiswa di Loteng dalam mengawal aspirasi dan harapan mahasiswa khususnya di Lombok Tengah.
Diputuskan, sebagai kegiatan awal kami, kami melakukan silaturrahmi dan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah dan Kampus-Kampus yang ada di Lombok Tengah. Kunjungan pertama kami lakukan Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kabupaten Lombok Tengah. Alhamdulillah kami diterima dan diapresiasi begitu baik yang membuat kami semakin optimis memulai dan menggerakkan organisasi baru ini.
Mengkondisikan kesibukan kawan-kawan pengurus yang lain, Aliansi BEM Loteng akhirnya baru bisa bertemu kembali pada akhir Desember 2019 lalu dan membahas jadwal kunjungan ke kampus Institut Agama Islam Qomarul Huda (IAIQH) Bagu. Ketua BEM IAIQH bagu yang juga menjabat sekretaris Jenderal di Organisasi yang baru ini tiba-tiba menolak karena alasan ada kesibukan internal.
Karena pada Desember lalu gagal, kami merencanakan kembali untuk kunjungan ke Kampus NU terbesar di Loteng tersebut. Jadwal kunjungan direncanakan 6 Januari 2020. Namun anehnya, Ketua BEM IAIQH bagu yang juga sekjend Aliansi BEM Loteng masih menolak menerima kunjungan dengan alasan yang sama kesibukan internal.
Dengan kondisi ini, kami jadi prihatin. BEM IAIQH yang kita harapkan menjadi salah satu penggerak dalam organisasi ini seperti acuh tak acuh. Persis, keikutsertaannya dalam Aliansi BEM Loteng hanya sampai 10 November ketika audiensi bersama dengan DISPORA Kabupaten Lombok Tengah. Itupun kami melihat, teman-teman BEM Bagu hanya mengirimkan beberapa orang sebagai perwakilan yang kami lihat datang dengan keterpaksaan.
Sampai hari ini, BEM IAIQH bagu masih acuk tak acuh dengan keberadaan Aliansi BEM Loteng ini padahal Sekjend organisasi ini dijabat oleh Ketua BEM-nya sendiri.
Tentu saja, bagi kami ini menjadi pertanyaan sekaligus keprihatinan, sebab Kampus IAIQH bagu adalah kampus tertua dan terbesar di Lombok Tengah yang semestinya memberikan kami contoh berorganisasi yang baik.
Bagaimanapun dengan sikap BEM IAIQH Bagu hari ini terkait Aliansi BEM Loteng yang terkesan apatis dan tak mau ikut serta secara penuh membuat kami sedih.
Tujuan mulia ikut serta membangun Lombok Tengah dari basis kemahasiswaan tentu saja membutuhkan kebersamaan sehingga organisasi ini harus merangkup BEM se Lombok Tengah termasuk BEM IAIQH Bagu.
Di organisasi ini semua BEM di lombok tengah seharusnya saling bantu, saling ingatkan, tempat bertukar pikiran dan saling membangun satu sama lain untuk satu tujuan untuk membangun Lombok Tengah tercinta.
Bagi kami, ketika salah satu tertinggal maka kita akan menjemputnya, ketika salah satu terjatuh makan kita akan mengangkatnya, ketika salah satu takut maka kita akan memotivasinya untuk berani, dan ketika salah satu jalan sendiri maka kita akan memperingatkannya.
Semoga tulisan ini dapat menjadi buah fikiran kita semua di Aliansi BEM LOTENG yang baru seumur jagung.