Pekerja Pariwisata NTB Terdampak Covid-19 Terima Bantuan Kemenparekraf.
MATARAM – QOLAMA. COM | Wabah covid-19 yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak beberapa bulan terakhir, telah berdampak besar terhadap prekonomian masyarakat, tidak terkecuali masyarakat pekerja pariwisata.
“Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang pertama terdampak saat pandemi Covid-19 muncul di wilayah NTB, sehingga banyak pekerja yang ikut terdampak, sehingga menjadi atensi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)” kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Produk Pariwisata Kemenparekraf, Edy Wardoyo, Rabu 17 Juni 2020.
Ia menyampaikan bahwa dunia usaha di sektor pariwisata mengalami pelemahan hingga berdampak pada beberapa hal, antara lain pekerja yang dirumahkan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Edy mengatakan bahwa tujuan Kemenparekraf ini adalah untuk memberikan dukungan berupa moril dan meteril yang diharapkan dapat meringankan beban para pekerja pariwisata terdampak Covid-19 khususnya di NTB.
“Ada 15 ribu paket sembako diberikan kepada pekerja pariwisata NTB, dimana paket tersebut juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, berupa produk UMKM lokal” katanya.
Bantuan diberikan juga merupakan hasil usulan dari Dinas Pariwisata Provinsi NTB, bekerjasama dengan pemerintah daerah, kepolisian serta asosiasi terkait dan sudah melalui verifikasi dengan beberapa kriteria penerima.
Isi paket bantuan berupa beras premium 10 kg, minyak goreng 1 liter, gula pasir 1 kg, ikan asin 25gram. Para pekerja pariwisata yang mendapatkan bantuan ini adalah mereka yang sudah mengalami PHK dan yang gajinya belum dibayar hingga tiga bulan.
“harapnya pandemi ini segera berakhir agar pariwisata di NTB dapat normal”
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menyampaikan ucapan terimakasih terhadap bantuan 15 ribu paket sembako dari pemerintah pusat melalui Kemenparekraf. Hal ini merupakan bukti bahwa pemerintah pusat tetap bersama NTB dalam membangun pariwisata.
“Ketika ada wabah Covid-19 ini memang salah satu yang terkena dampak adalah pariwisata, oleh karena itu mudah-mudahan bantuan ini tidak hanya secara fisik, namun ini bentuk dukungan moril yang diberikan oleh pemerintah pusat,” kata Gubernur.
Zul berpesan kepada para pekerja pariwisata untuk menjadikan momen ini sebagai titik awal kebangkitan pariwisata NTB akibat pandemi, tapi harus tetap mengikuti protokol kesehatan agar mampu terhindar dari wabah Covid-19.
Ia juga meminta kepada asosiasi-asosiasi pariwisata untuk kembali menggiatkan anggota-anggotanya agar mulai beraktivitas kembali dengan menerapkan protokol kesehatan di masa menuju new normal ini.
“Disiplin dengan new normal ini penting, jangan sampai kita mengabaikan, sehingga kita menelan pil pahit di kemudian hari,” tuturnya.