Santri Ponpes Darul Falah Diharapkan Bisa Tularkan Virus Revolusi Mental
MATARAM, QOLAMA.COM | Santri Pondok Pesantren Darul Falah Pagutan, Kota Mataram, NusaTenggara Barat diharapkan bisa memposisikan diri sebagai kader dan motor penggerak perubahan gerakan nasional revolusi mental. Perubahan dalam revolusi mental itu adalah perubahan cara pandang, cara kerja budaya, kemudian prilaku sebagai individu maupun institusi.
Tugas para kader adalah terlibat secara langsung, dalam kerja perubahan secara nyata di tingkat komunitas, desa/kelurahan dan institusi dari pusat hingga dusun.
“Kami akan terus mendorong santri-santri dan masyarakat di NTB ini menjadi kader dan motor penggerak revolusi mental untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia”, ungkap Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Kemenko PMK RI, Mustikorini Indrijatiningrum di Aula Al Abhar Ponpes Darul Falah, Mataram (8/9-2019)
Sasaran dalam gerakan revolusi mental itu menurut Mustikorini sebagaimana ditetapkan didalam intruksi Presiden Nomor 12 tahun 2016 pada prinsipnya adalah terwujudnya akses masyarakat terhadap keadilan serta partisipasi dalam penyusunan kebijakan dan pengentasan kesenjangan sosial.
Visi tersebut, kata dia akan dicapai melalui, Pertama adalah terwujudnya Indonesia melayani. Dimana seluruh kelompok masyarakat memiliki akses yang sama untuk mendapatkan layanan publik yang baik, cepat, tepat dan mudah.
“Hakekatnya revolusi mental dalam pembangunan inklusif membutuhkan berbagai prasyarat yaitu perubahan struktur sosial yang eksklusif menjadi struktur sosial yang akomodatif. Kemudian perubahan dari akses struktural dengan mengembangkan nilai nilai yang lebih berempati kepada kepentingan kelompok marjinal” katanya.
Ia mengatakan inklusif adalah keterlibatan penuh seluruh masyarakat. Artinya tidak ada satupun yang tertinggal. Sehingga mereka terlibat dalam pembangunan manusia secara nasional.
Pimpinan pondok pesantren Darul Falah, TGH. Muammar Arafat mengatakan, revolusi mental sebenarnya telah lama dipraktekan oleh para santri Ponpes Darul Falah. Hanya saja skalanya lebih pada aktivitas santri dalam kehidupan sehari-hari, terangnya.
“Misalkan dalam bentuk menjaga kebersihan lingkungan pesantren, baik dari masalah kebersihan kamar mandi hingga sampai pada ketertiban mengikuti kegiatan belajar mengajar” katanya.
Ia berjanji para santri di Ponpes Darul Falah Pagutan akan siap menjadi motor penggerak revolusi mental yang inklusif, demi perubahan yang lebih baik bagi daerah maupun bangsa indonesia.
Hadir sebagai narasumber pada acara dialog itu , Prof Dr. Ma’sum Mahfuz – Waketum PBNU, Kepala Kampung Media NTB, Fairuz Abadi serta Kadis Dukcapil Kota Mataram. Sekaligus dirangkaikan dengan peringatan 4 tahun Majelis Badruttamam Darul Falah Pagutan.