Sempat Ditutup, Hari Ini Pendakian Rinjani Kembali Dibuka.
MATARAM – QOLAMA.COM | Setelah sebelumnya sempat ditutup akibat bencana kebakaran dan proses pemulihan pasca dilanda bencana gempa bumi beberapa waktu lalu, pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mulai Rabu 6 November 2019 kembali dibuka.
Pembukaan dilakukan pihak pengelola Balai TNGR setelah dilaksanakannya survei jalur pendakian Senaru dan Sembalun, Puncak, Danau Segara Anak dan Torean pasca gempa dan kebakaran hutan tahun 2019.
“Berdasarkan rapat pembahasan hasil survei, memutuskan membuka kembali Membuka kembali semua jalur pendakian resmi TN Gunung Rinjani hingga Pelawangan terhitung mulai tanggal 6 November 2019” kata Kepala Balai TNGR, Dedy Asriady melalui keterangan tertulis di Mataram, Rabu (6/11/2019).
Guna melakukan antisipasi terjadinya bencana kembali Balai TNGR akan melakukan pemasangan pengumuman pembukaan maupun penutupan jalur pendakian, penambahan papan informasi, papan larangan dan papan himbauan, rambu-rambu serta jalur evakuasi dan penentuan titik kumpul.
Untuk menjamin pendakian Gunung Rinjani yang aman, nyaman dan bertanggung jawab, para pihak bersepakat bahwa untuk pelaku wisata (TO, Guide dan Porter) akan memastikan pelayanan kepada pengunjung sesuai dengan SOP Pendakian TNGR.
“Kegiatan illegal pendakian akan dilakukan pendataan, pembinaan dan evaluasi sesuai peraturan yang berlaku” katanya.
Dikatakan, stakeholders terkait seperti Dinas Pariwisata dan RL-UGGp serta pelaku usaha memastikan informasi update mengenai TN Gunung Rinjani ke Pihak Luar melalui jaringan yang ada dengan konten yang telah diverifikasi oleh Balai TN Gunung Rinjani.
Lebih lanjut Desy menambahkan, meski aktivitas pendakian semua jalur mulai dibuka kembali, tapi pendaki diingatkan untuk hati – hati dan tetap waspada, karena beberapa lokasi ada yang aman dan beberapa lokasi lain masih ada yang berbahaya seperti jalur pendakian Pelawangan Sembalun.
“Jalur Pelawangan Sembalun menuju Puncak Rinjani terdapat tiga titik jalur bahaya karena longsor dan 40 persen puncak terjadi longsor. Demikian juga jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, kondisi longsor sepanjang 20 meter, terdapat longsoran batu aktif” katanya
Jalur Danau Segara Anak – Torean terdapat jalur yang longsor di jalur Penimbungan dan tanah masih dalam keadaan labil,
longsor di jalan kurus,
tangga kayu sudah lapuk.
Humas Balai TNGR, Faisyal mengatakan,
Dalam rangka mengoptimalkan jalur pendakian dilakukan dengan perbaikan dan rekonstruksi jalur pendakian TN Gunung Rinjani. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Pemkab Lombok Utara, Lombok Tengah dan Pemkab Lombok Timur untuk perencanaan perbaikan dan rekonstruksi jalur pendakian.
Kegiatan pemulihan ekosistem dilakukan sesuai dengan kondisi habitat setempat.
Perlu dilakukan pemetaan daerah rawan kebakaran hutan dan survei sumber air untuk memenuhi kebutuhan air bagi aktivitas pendakian maupun antisipasi kebakaran hutan.
“Akan dilakukan pemasangan display informasi cuaca oleh BMKG dan Balai TN Gunung Rinjani di pintu masuk jalur pendakian serta petugas TN Gunung Rinjani yang berada di lapangan akan dimasukkan ke dalam grup WA info BMKG” katanya.