MATARAM – QOLAMA.COM | Meski angka prevalensi Stunting atau bertubuh pendek pada anak di Provinsi Nusa Tenggara Barat setiap tahun terus mengalami penurunan, tapi angka stunting NTB sekarang ini masih berada di atas rata – rata Nasional.
“Angka prevalensi stunting NTB saat ini masih tercatat 33,5 persen. Sementara angka nasional sebesar 29,6 persen” kata Kabid Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya, L. Hasbulwadi saat Konsultasi Publik penyusunan RAD-PG N di Kantor Bappeda NTB, Selasa 4 Februari 2020.
Sebagai upaya melakukan penanganan, NTB mengembangkan empat strategi dan sejumlah program aksi penanganan stunting secara terintegrasi, antara lain, peningkatan SDM, peningkatan Kualitas PMBA, peningkatan Edukasi gizi, dan penguatan intervensi gizi di Puskesmas dan Posyandu.
NTB juga fokus melakukan penguatan gizi dengan pendekatan siklus hidup 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan remaja. Keempat strategi tersebut dibarengi dengan program promosi konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA).
“Promosi dan konseling menyusui serta pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak, pemberian suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) ibu Hamil dan remaja serta pemberian vitamin A dan makanan tambahan lainnya bagi ibu hamil dan balita” katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan NTB, Dra. Panca Yuniarti, Apt, mengungkapkan sejatinya program- program tersebut telah berjalan cukup lama. Namun terkendala tingkat kepatuhan masyarakat yang masih rendah.
Cakupan pemberian TTD, di NTB, tutur Panca, sudah cukup tinggi mencapai 92,4 persen, tapi angka tersebut masih kontras dengan tingkat kepatuhan yang masih di angka 33 persen.
Ia juga menjelaskan bahwa pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita serigkali terkendala dengan kejenuhan terhadap biskuit yang dibagikan. Meski begitu, pemerintah terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan terus memberikan edukasi baik terhadap masyarakat maupun terhadap petugas kesehatan yang ada.
“Dalam menyukseskan program teraebut, Pemprov NTB juga dibantu generasi milenial. Generasi milenial tak hanya menjadi subject dalam program ini, melainkan juga sebagai partner yang siap untuk diajak kerjasama menuntaskan masalah gizi dan stunting di NTB” katanya.
Membantu penyuluhan hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat dengan melakukan berbagai penyuluhan. Seperti penyuluhan pemberian MPASI yang baik dan benar, penyuluhan pentingnya tablet tambah darah, serta penyuluhan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.