HeadlinePertanian

Takut Tidak Ada Pembeli, Sebagian Petani Masih Hawatir Tanam Tembakau.

LOMBOK TENGAH – QOLAMA.COM | Musim tanam tembakau 2021, sebagian besar petani masih hawatir untuk menanam, pasalnya banyak diantara petani hawatir tidak ada pembeli, karena dampak Covid-19 yang melanda sejak setahun terakhir.

“Masih belum tau, mau nanam atau tidak, pasalnya animo masyarakat petani maupun pengomprong, termasuk perusahaan pembeli, belum ada terdengar, masih sepi saja” kata Amaq Roh, petani tembakau Kabupaten Lombok Tengah kepada Qolama.com, Senin 17 Mei 2021.

Ia hawatir, nanti sudah nanam tembakau, pas musim panen tiba tidak ada yang beli, kan bisa rugi biaya maupun tenaga dikeluarkan, makanya masih melihat situasi dulu, apakah mau nanam atau tidak.

Darmawan, petani lain, juga mengaku galau dengan kondisi musim tanam tembakau tahun 2021, apalagi melihat sebagian masyarakat petani kurang antusias untuk menanam, hawatir tidak ada yang membeli.

Meski demikian ia mengaku tetap akan menanam, karena kalau tidak menanam, tidak ada sumber pendapatan lain selain dari bertani, apa juga mau dikerjakan.

“Hawatir juga, tapi kalau tidak menanam, apa mau dikerjakan, siapa tau juga nanti tembakau dibeli dengan harga bagus, yang penting tanam saja dulu” ungkap Darmawan optimis.

Sekarmaji, petani lain, justru memilih tidak menanam, selain hawatir tembakau tidak terbeli, juga masih trauma dengan pengalaman musim tanam tahun lalu, dimana tembakau miliknya yang dibeli pengepul banyak tidak dibayar.

Padahal mulai proses menanam sampai masa panen, selain memakan biaya tidak sedikit, juga menguras tenaga cukup melelahkan, tapi hasil didapatkan malah tidak sesuai harapan.

Rohaini, petani omprongan Lombok Tengah mengaku tetap akan menanam tembakau, meski ada isu berkembang tidak ada pembeli, karena hanya melalui tanam tembakau saja, ia dan suami bisa mencari uang untuk pembayaran hutang yang masih nunggak musim tanam tahun lalu.

Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button