Tiga Strategi Melawan Covid-19 Menurut Wagub Rohmi.
MATARAM – QOLAMA.COM | Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengajak masyarakat agar dalam melakukan kegiatan dan aktivitas apapun, terutama di tempat umum, agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan, salah satunya dengan memakai masker dan cuci tangan.
Karena dengan cara itulah, pencegahan dan minimalisir penularan Covid-19 bisa dilakukan. Hal tersebut disampaikan Rohmi ketika menjadi pembicara di acara webinar HUT SMAN 1 Mataram, Senin 31 Agustus 2020.
“Selain memakai masker dan cuci tangan, ada tiga hal yang menjadi bagian dalam strategi melawan virus corona. Bagian-bagian tersebut yakni deteksi, proteksi dan respon” ungkap Rohmi
Deteksi sedini mungkin menjadi sebuah keharusan. Ia kemudian bersyukur bahwa di NTB sarana dan prasarana yang dimilikinya telah cukup memadai. Tercatat, NTB memiliki tiga laboratorium yang telah berkontribusi besar selama masa pandemi Covid-19, antara lain laboratorium yang ada di RSUD Provinsi NTB, RS Universitas Mataram dan Sumbawa Techno Park.
Ia pun mengapresiasi seluruh Rumah Sakit yang ada di NTB dalam keseriusan menangani pasien Covid-19. Kedua yaitu proteksi, yang dikatakannya sebagai bagian terpenting dalam menangani Covid-19.
Proteksi atau pencegahan ini kemudian tidak bisa diandalkan hanya kepada pemerintah saja. Menyangkut hal ini, kesadaran diri menjadi kuncinya.
“Pencegahan berbicara bagaimana seluruh kita, unsur pemerintah, masyarakat, semua kita di NTB bergotong royong bersama-sama sesuai dengan tupoksi dan tanggung jawab masing-masing,” terang Rohmi.
Dikatakan, ada dua hal yang menjadi harapan semua orang di masa pandemi. Hidup aman dan tetap produktif. Kedua hal tersebut haruslah berjalan beriringan.
Untuk bisa hidup aman dan produktif, kuncinya adalah mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Rohmi menyadari betul bahwa hal ini begitu mudah dikatakan tapi sangat sulit dijalankan. Padahal, protokol kesehatan Covid-19 bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan selama dibarengi dengan kedisiplinan.
“Untuk itulah kita keluarkan Perda, Perda ini kita tidak main-main, 14 September besok mulai penerapan denda,” ungkap Umi Rohmi.
Ia kemudian mengajak pelajar agar aktif dalam mensosialisasikan pentingnya protokol kesehatan Covid-19. Sosialisasi masif disebutnya menjadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya pemerintah saja.
Adapun hal ketiga dan merupakan yang terakhir yaitu respon. Respon yang dimaksud ialah bentuk sikap masyarakat terhadap pandemi Covid-19. Salah satunya yakni meringankan beban Rumah Sakit tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan itu sendiri.
“Sebanyak apapun Rumah Sakit dan fasilitas, tidak akan pernah cukup kalau tidak diimbangi dengan kontribusi dari masyarakat,” sambungnya.
Terakhir, Ia berharap sekolah-sekolah dapat segera kembali melangsungkan kegiatan belajar mengajar tatap muka, tentunya dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ada. Bahkan, di bulan September besok beberapa sekolah ada yang sudah siap melakukan ujicoba pertemuan tatap muka.