UNU NTB ; Dibalik Viralnya Ide, “Bayar Kuliah Dengan Sampah”
MATARAM, QOLAMA.COM | Salah satu yang memantik gagasan kreatif Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB memperbolehkan mahasiswa “bayar kuliah dengan sampah” adalah keprihatinan UNU atas banyaknya lulusan Madrasah Aliyah, SMA dan SMK yang tak bisa menikmati bangku kuliah karena alasan biaya.
Hal ini dikatakan Baiq Mulianah, M. Ag saat ditemui Qolama.com di Ruang Rektor UNU NTB, Jl. Pendidikan No.6 Mataram, pada Rabu, (4/9) siang.
Dikatakannya, hasil pengamatan UNU NTB selama ini, salah satu alasan orang tua dan siswa tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi adalah karena mereka tidak mampu membayar kuliah.
Alasan ini kata Mul, kerap didapatkan para pejabat UNU ketika mensosialisasikan pendaftaran Mahasiswa Baru di pesantren-pesantren masyarakat di pedesaan.
“Paradigma kuliah mahal memang masih melekat dibenak Masyarakat kita, padahal UNU sudah memberikan beragam kemudahan termasuk beasiswa sampai 2 semester” Ungkapnya.
Namun ternyata, kemudahan seperti Beasiswa juga belum mampu membalik paradigma berfikir masyarakat tentang pentingnya anak-anak mereka mengenyam perguruan tinggi.
“Karena itu, melalui pendekatan yang sama. Sekarang kami berikan kemudahan berikutnya, membayar kuliah bukan dengan uang, tapi dengan sampah” Ujarnya.
Diharapkan dengan inovasi baru ini, UNU NTB bisa menjawab keresahan dan alasan mereka soal biaya kuliah yang mahal.
“Kalo bisa bayar kuliah dengan sampah, kan kuliah jadi terasa sangat mudah dan murah, sehingga mereka berfikir ulang untuk tidak melanjutkan anaknya kuliah” Tandasnya.
Misi Eco Campus UNU NTB
Dekan Fakultas Teknik UNU NTB, Gendewa Tunas Rancak, ST, M.T mengatakan, selain menjawab masyarakat yang mengeluh soal biaya kuliah, ada misi lain UNU NTB dibalik kebijaka sampah ini adalah UNU Go Green atau UNU Eco Campus.
Menciptakan lingkungan kampus berbasis cinta lingkungan dan upaya pengelolaannya secara baik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengurangan sampah salah satunya.
“Masalah lingkungan kita, selain pemanasan Global, juga disebabkan kompleksnya persoalan sampah, bumi kita tercemari luar dalam” ungkapnya..
Gendewa menambahkan, masalah lingkungan terutama sampah adalah masalah bersama yang membutuhkan sinergi semua elemen masyarakat, termasuk didalamnya adalah civitas akademika.
Alumni Institute Tekhnologi Sepuluh November (ITS), Surabaya ini mengatakan, untuk sistem pengelolaan sampah ini, UNU telah memiliki bank sampah dengan sistem teknologi berbasis aplikasi. kedepannya sistem ini akan coba diintegrasikan dengan model manajemen keuangan digital.
“Bank sampah tersebut memiliki sistem online berbasis aplikadi. Layaknya sistem mobile banking di perbankan, nasabah (civitas akademik) juga dapat mengetahui saldo sampah yang mereka miliki. ” Pungkasnya.