Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PW IKA PMII) NTB Akhdiansyah, S.Hi, mengajak generasi muda untuk semakin produktif dan cerdas menyikapi derasnya arus informasi di era digital.
Menurut pria yang juga anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat ini, revolusi industri dan lompatan teknologi telah melahirkan fenomena baru bernama post truth—sebuah kondisi di mana kebenaran tidak lagi berpijak pada fakta objektif, melainkan pada apa yang viral di media sosial. “Kebenaran kini dibajak oleh viralitas. Masyarakat sering kali hanya percaya pada sesuatu yang ramai diperbincangkan, bukan pada realitas yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Akhdiansyah menilai, budaya konsumtif di media sosial membuat banyak orang kehilangan nalar kritis. “Kita hanya menjadi penikmat konten yang diproduksi oleh penguasa algoritma dan industri digital,” tegasnya.
Sebagai solusi, ia mengajak anak muda untuk memperkuat identitas lokal sebagai benteng menghadapi dampak negatif digitalisasi, serta mengembangkan soft skill agar mampu mengelola teknologi menjadi sarana produktif, bukan jebakan waktu.
“Pemuda harus menempatkan digitalisasi sebagai alat perubahan, bukan menjadi korban darinya. Mari kencang produktif, kreatif, dan tetap berpijak pada kebenaran,” tutup Akhdiansyah.