
Abu Mardut memiliki Monyet yang sudah jinak dan terlatih, monyet itu sudah terbiasa membantu membuatkan kopi, menyalakan korek api jika Mardut malas bakar rokok sendiri, atau melayani pekerjaan-pekerjaan lain. Untuk itu ia hadiahi monyet hebat itu dengan mengajaknya liburan bersama isterinya.
Di perjalanan, musibah menimpanya Mardut dan Istrinya. Mobil yang ditumpangi mereka jatuh terjungkal membuat Ia dan Istrinya pingsan karena mengalami luka parah. Rupanya hanya Monyet yang selamat. Polisi-pun segera tiba di TKP.
Karena Mardut dan Istrinya tak bisa memberi keterangan, polisi akhirnya meminta keterangan Sang Monyet.
Pak Polisi mulai menggerak-gerakkan tangannya dan bertanya pada monyet. Si Monyet memberi isyarat dengan berguling-guling mengambarkan bahwa mobil terjatuh dan berguling beberapa kali. Kemudian Pak Polisi mencatat.
“Lalu, apa yang dilakukan si bapak?” Kata Pak Polisi sambil menggerakkan tangannya lagi.
Si monyet menirukan gerakan mabuk sambil minum dari botol bir yang dipegangnya. “Oh…si bapak nyetir sambil mabuk. Pantas saja.” Kata Pak Pilisi dalam hati dan terus mencatat.
“Terus, si ibu ngapain?”
Si monyet lalu menirukan posisi tiduran dan meloncat-loncat seperti orang sedang bertengkar.
“Oh oke-oke. terus kamu sendiri ngapain, nyet?” tanya Pak Polisi.
Dan si monyet kemudian menirukan gerakan menyetir.
“Hmmmmm…. Pantas terguling.” Kata Pak Polisi sambil tersenyum.