LOMBOK TENGAH – QOLAMA.COM | Rencana pemerintah pusat melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) yang hendak melakukan impor beras dinilai rugikan petani. Pasalnya rencana kebijakan tersebut dilakukan justru ketika petani sedang panen.
“Sekarang petani kan sedang masa panen, kalau impor beras dilakukan, jelas bisa mempengaruhi harga padi dalam negeri bisa lebih murah” kata anggota gabungan kelompok tani (Gapoktan), Kabupaten Lombok Tengah, Darmawan, Sabtu 20 Maret 2021.
Ia mengatakan, saat ini saja, harga padi masih sangat murah dan belum sesuai harapan, yakni Rp. 400.000 perkwintal, apalagi kalau kebijakan impor jadi dilakukan, jelas bisa membuat harga gabah tetap murah.
Padahal hasil panen bulan Maret 2021 cukup memuaskan, dengan kualitas padi lebih bagus, sehingga harga jual gabah seharusnya lebih mahal, tapi nyatanya harga masih murah.
“Idealnya harga gabah kering giling perkwintalnya Rp. 500.000 sampai Rp.500.000” katanya.
Ihsan petani lain berharap agar pemerintah meninjau ulang rencana kebijakan impor beras, pasalnya kalau alasan impor karena kekurangan stok, petani kan sedang masa panen, dengan hasil melimpah.
“Selain membatalkan rencana impor, pemerintah juga diharapkan bisa membantu petani agar harga gabah kering giling bisa diatas HPP”
Mengingat, dengan harga sekarang, selain belum sesuai harapan petani, juga sebanding dengan biaya dan tenaga dikeluarkan petani.