AgamaFeaturesHeadlineQolamuna

Mengakhiri Polemik, Nasab Ba Alawi

Menurut Al – Faqir, Polemik nasab Ba’lawi akan berakhir jika fakta bahwa genealogi Ba ‘Alawi ditemukan atau orang-orang yang tersambung nasabnya ke Ubaidillah berhenti menyebut diri nasabnya tersambung kepada Rasulullah SAW sebelum ada data Autentik yang bisa membantah Penelitiaan KH.Imadudin Usman Al Bantanie.

H. TB. A. Khudori Yusuf

Al-Faqir sudah mengikuti polemik nasab Bani Alawi di medsos dan membaca tulisan Pak KH. Imaduddin Utsman dan beberapa Ulama Lainnya seperti KH.Nur Ihya yang menyatakan nasab Banu Alawi kepada Rasulullah Saw terputus di seluruh dunia , karena berdasarkan peneltian KH. Imadudin Usman bahwa Ubaedillah sebagai putra Sayyid Ahmad bin Isa Al Muhajir tidak terkompirmasi dalam kitab – kitab nasab pada abad ke 4 , 5, 6,7 dan 8 H. dan Nama Ubaedillah sebagai putra dari Sayyid Ahmad bin Isa baru di sebutkan oleh Al Imam Abu Bakar Asyakran (w. 895 H) dalam kitab al-Burqoh al-Mussiqoh hal 150 dengan ibaroh:

وهكذا هو هنا عبيد المعروف عند اهل حضرموت والمسطر في كتبهم والمتداول في سلسلة نسبهم ونسبتهم انه عبيد بن احمد بن عيسى (البرقة المشيقة: 150)

“Dan demikianlah, ia disini (bernama) Ubaid yang dikenal penduduk Hadramaut, dan ditulis dalam kitab-kitab mereka dan berkesinambungan dalam sislsilah nasab mereka. Dan penisbatan mereka adalah: Ubaid bin Ahmad bin Isa.” (al-Burqoh al-Mussiqoh: 150)

Makalah yang ditulis KH. Imadudin Usman setidaknya mendapatkan tiga bantahan yang masing-masing ditulis oleh Habib Ja’far Assegaf, Habib Hanif Alatas, dan ‘Isma’il Al-‘Aschaly .Namun setelah menelaah tiga bantahan tersebut, Al- Faqir menyimpulkan bahwa: tetap tidak ada referensi sezaman yang menyebutkan ‘Abd Allah/‘Ubayd Allah (ayah dari ‘Alawi — keturunan ‘Alawi disebut Ba ‘Alawi, puncak klan hampir seluruh habib di Indonesia).

Menurut Al – Faqir untuk menyudahi polemik nasab Ba’lawi, ingat Ba’lawi bukan Alawiyin Menahan diri kepada pihak manapun yang merasa nasab nya tersambung dengan Ubaedillah, untuk tidak menyebut nyebut sebagi keturunan Nabi Muhammad SAW di halayak umum, mempublikasikan diri sebagai keturunan dari Nabi Muhammad SAW , dan melarang orang lain menyebut nyebut sebagai ketunan Nabi Muhammad SAW , cukup dalam catatan nasab keluarga saja bahwa Ubaedillah sebagai putra dari Sayyid Ahmad bin Isa Al- Muhajir , sebagaimana Nabi Muhammad SAW melarang menyebut-nyebut datuk-datuknya setelah Adnan”

روی عنه (ص): إذا بلغ نسبی إلى عدنان فأمسکوا ثم قرأ: «وَ عاداً وَ ثَمُودَ وَ أَصْحابَ الرَّسِّ وَ قُرُوناً بَیْنَ ذلِکَ کَثِیراً»، لا یعلمهم إلا الله تعالى جل ذکره.

Rasulullah Saw bersabda, “Berhentilah ketika kalian sampai pada Adnan (ketika menelusuri garis keturunanku) dan kemudian membaca ayat berikut ini, “dan (telah Kami binasakan juga) kaum ‘Ad, kaum Tsamud, penduduk ar-Rass, dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.” (Qs. Al-Furqan [25]:38) Kemudian bersabda, “Tiada yang mengetahui hal ini kecuali Allah Swt.”[ Qishâsh al-Anbiyah, Rawandi, hal. 316.]

Dalil atas pelarangan ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam beberapa riwayat adalah tidak jelasnya garis keturunan Rasulullah Saw (setelah Adnan hingga Hadhrat Nabi Ibrahim As dan Hadhrat Nabi Adam As) dan adanya perbedaan pendapat di antara para ahli nasab.

Karena itu, alasan mengapa Rasulullah Saw melarang penyebutan nama datuk-datuknya setelah Adnan (kaum Ad) adalah karena tidak jelasnya garis keturunan dan inginmengantisipasi perbedaan pendapat di antara para ahli nasab dan sejarawan dalam masalah ini. Walau Nabi Muhammad SAW melarang menyebutkan nasab beliau diatas ” Adnan ” namun Beliau merupakan keturunan Nabi Adam yang mengalir melalui jalur Nabi Idris, Nuh, Ibrahim, Ismail. Dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, beliau SAW bersabda :

إنَّ اللهَ اصطفَى كِنانةَ من ولدِ إسماعيلَ . واصطفَى قريشًا من كنانةَ . واصطفَى من قريشٍ بني هاشمَ . واصطفاني من بني هاشمَ

“Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy, dan memilih aku dari keturunan Bani Hasyim.” (HR Muslim).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW juga bersabda sebagai berikut ini:

بعثت من خير قرون ابن آدم ، قرنا فقرنا ، حتى كنت من القرن الذي كنت فيه ”

“Aku diutus dari keturunan bani Adam yang terbaik pada setiap kurunnya, hingga sampai pada kurun di mana aku dilahirkan.” (HR Bukhari).

Kesimpulan : Menurut Al – Faqir Polemik nasab Ba’lawi akan berakhir jika fakta bahwa genealogi Ba ‘Alawi di temukan yang sempat tidak dicatat selama kurang lebih 500 tahun atau berhenti dari pihak yang nasabnya tersambung kepada Ubaidillah untuk tidak menyebutkan sebagai keturunan Rasulullah SAW sebelum ada data yang outentik sebagian bantahan terhadap makalah KH.Imadudin Usman

Wallahu a’lam.
H.TB.A.Khudori Yusuf
Rois Syuriah PCNU Kab.Serang

Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button