Soal Timsus, FITRA NTB Nilai Zul-Rohmi Tak Pro Rakyat
MATARAM, QOLAMA.COM | Bombardir kritik atas kebijakan Gubernur NTB Dr. Zulkiflimansyah yang mengangkat jajaran staf ahli dan tim khusus terus berdatangan.
Setelah dipersoalkan beberapa politisi partai kali ini Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) NTB yang angkat bicara.
BACA JUGA :
Digaji Besar, DPRD NTB Pertanyakan Kinerja Stafsus Gubernur
Analis FITRA NTB Jumaidi kepada Qolama.com mengatakan, pengangkatan staf ahli dan Tim Khusus yang dilakukan Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini adalah pemborosan dan sangat berpengaruh pada anggaran daerah.
Dikatakannya, setidaknya ada 41 orang yang mendapatkan tugas, diantaranya 14 orang diangkat sebagai tenaga ahli staf khusus Gubernur dan Wagub, kemudian 10 orang ditunjuk sebagai Tim program prioritas Gubernur, dan 17 orang ditunjuk sebagai tim pengkaji isu-isu strategis.
“Pengangkatan dengan jumlah yang sangat besar ini kami pikir sangat tidak ideal dan terkesan pemborosan” Kata Jumaidi.
Ditegaskannya, mestinya pengangkatan ini dilakukan sesuai kebutuhan dan seperlunya saja, sehingga tidak membebani anggaran dengan nilai yang sangat besar.
“Kita hitung saja, berdasarkan SK Gubernur, sembilan belas orang mendapatkan honor 5 juta perbulan dan sisanya menerima sekitar 4 juta perbulan. Sehingga jika kami kalkulasikan, maka daerah harus membayar sekitar Rp. 183 juta perbulan yang artinya daerah dibebani Rp. 2,1 M pertahun” Terangnya.
Pemerintahan Zul Tidak Efisien
FITRA NTB juga menilai, NTB dibawah kepemimpinan Zul-Rohmi berjalan sangat tidak efisien. Banyak pemborosan dan melahirkan kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat.
“Kami melihat, pemerintahan Zul-Rohmi ini boros dan tak pro rakyat. Buktinya, dalam kebijakan ini saja ia lebih peduli stafnya daripada anggaran itu dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat dan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan” kecamnya.
BACA JUGA:
Ketua DPRD NTB Tantang Koalisi Masyarakat Sipil Segera Mengajukan Gugatan.
Dalam kondisi sekarang, FITRA NTB menilai, pemerintah suka menumpuk-numpuk pegawai dan staf sedangkan hasilnya nihil. [Red]