
JAKARAT, QOLAMA.COM | Bukalapak dikabarkan melakukan PHK sejumlah karyawannya lantaran perusahan unicorn itu mulai kalah bersaing dengan Marketplace-marketplace lainnya di Indonesia.
Laporan CNBC, hal ini terungkap dari laporan beberapa karyawan yang mengaku mengalami PHK.
“Ada ratusan yang kena. Kita (yang terkena PHK) sudah beberapa kali audiensi dengan manajemen di lokasi yang berbeda,” sebut salah seorang karyawan seperti dilansir CNBC Indonesia Selasa (10/9/2019).
Seperti ditulis CNBC yang mengutip riset iPrice, pada kuartal II-2019, jumlah karyawan Bukalapak mencapai 2.696 orang dan menjadi e-commerce dengan jumlah karyawan terbesar keempat di Indonesia.
Peringkat pertama diduduki oleh Tokopedia dengan 3.144 karyawan. Kemudian Shopee dan MapeMall, masing-masing 3.017 karyawan dan 2.933 karyawan.
Kabar tentang Bukalapak yang memecat karyawannya juga ditulis CNN Indonesia. CNN menulis, BL memangkas karyawan di beberapa devisi antara lain divisi Marketing, engineer, hingga costumer service.
Belum jelas berapa jumlah karyawan yang dipecat BL. Yang jelas beberapa kantor perwakilan Bukalapak juga ditutup seperti di Medan dan Surabaya.
Untuk sementara, PHK tersebut disebut-sebut karena dampak dari ketatnya persaingan dan dampak negatif strategis bakar uang.
Ketua umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung mengatakan, pada dasarnya e-commerce harus bisa menyeimbangkan strategi jangka panjang dan pendek agar bisa bertahan.
Dikutip dari detik.com, Selasa (10/9/2019). Ignatius Untung mengatakan, pada dasarnya E-Commerce harus bisa mem-balance short term (jangka pendek) dan long term (jangka panjang). Dari sisi spending (pengeluaran), hiring (perekrutan), termasuk juga product development (pengembangan produk).
Ignatius Untung menambahkan e-commerce juga harus bijaksana dalam mengalokasikan dana yang dimiliki. Salah satunya adalah kebiasaan bakar uang dan memberikan berbagai promo.
Menurut Untung, kebiasaan bakar uang tersebut memang membuat e-commerce menjadi lebih kompetitif. Cuma, bila pengelolaannya tak hati-hati justru bisa membuat perusahaan merugi.
“Walaupun sejujurnya memang nggak mudah, terutama karena bakar uangnya juga sudah dilakukan beramai-ramai. Kalau nggak ikutan ya memang jadi kurang kompetitif,” tuturnya.
Strategi bakar uang memang menjadi senjata utama e-commerce untuk menarik pembeli. Masyarakat Indonesia dimanjakan dengan ada diskon. Namun sisi lainnya e-commerce harus menanggung tambahan beban karena menanggung beban dari diskon yang diberikan.
Biasanya untuk menutup beban atau memberikan diskon pada pembeli e-commerce sangat mengandalkan suntikan dana dari investor.[]
Dari Berbagai Sumber