
Rakerwil ini juga diharapkan menjadi ajang konsolidasi dan sinergi antar kader, memperkuat jaringan organisasi, serta mengokohkan semangat kebersamaan dalam berkhidmat untuk agama, bangsa, dan negara. Dengan semangat ini, MDS Rijalul Ansor NTB diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga harmoni sosial, merawat tradisi, dan membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah.
Penulis : Ahmad Jumaili (Ketua MDS Rijalul Ansor NTB)
Era demokrasi yang semakin terbuka seperti saat ini, setiap individu memiliki kebebasan untuk menyuarakan pendapat. Fenomena ini membawa dampak positif dalam memperkuat demokrasi, namun juga menghadirkan tantangan tersendiri, khususnya terkait Gerakan-gerakan keagamaan termasuk ceramah di mimbar-mimbar dakwah yang disampaikan para da’i. Namun Tidak jarang kita temui penceramah yang berbicara tanpa landasan ilmu yang kuat dan pemahaman kebangsaan yang baik, bahkan tak jarang justru terjebak pada menyebarkan ujaran kebencian, intoleransi, dan pandangan yang berpotensi merusak harmoni sosial.
Sebagai respons terhadap fenomena tersebut, Gerakan Pemuda (GP) Ansor hadir dengan peran strategis untuk menjaga nilai-nilai keagamaan yang moderat dan toleran. GP Ansor, bersama dengan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH)-nya telah berupaya mengingatkan masyarakat tentang pentingnya ceramah yang berlandaskan ilmu, adab, dan akhlak mulia. Sayangnya, kehadiran Banser – apalagi dengan baju loreng-loreng- yang tegas dalam menjaga ketertiban sering kali disalahpahami sebagai bentuk intoleransi, padahal sejatinya mereka bertugas melindungi masyarakat dari ajaran yang menyesatkan dan memecah belah.
Sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama (NU), GP Ansor memiliki tanggung jawab moral untuk sejalan dengan perjuangan NU dalam menjaga agama, bangsa, dan rakyat. GP Ansor bukan sekadar kumpulan individu, melainkan organisasi yang beranggotakan para santri dan pemuda dengan pola pikir terbuka dan progresif. Mereka berperan aktif dalam merawat tradisi ke-NU-an sekaligus menghadapi tantangan zaman.
Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor: Revitalisasi Tradisi Keagamaan
Pada tahun 2012, GP Ansor mendirikan Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor sebagai respons atas kebutuhan untuk memperkuat citra positif organisasi. MDS Rijalul Ansor bertujuan menggeser stigma negatif yang sering dilekatkan pada GP Ansor, dengan menunjukkan wajah keagamaan yang penuh kedamaian, dzikir, dan sholawat.
KH Abdul Ghofur Maimoen (Gus Ghofur) pernah menegaskan bahwa MDS Rijalul Ansor adalah lembaga di bawah GP Ansor yang bertujuan mengembalikan semangat keagamaan GP Ansor kepada tradisi asli NU. MDS ini menjadi wadah penggemblengan kader muda NU dalam berorganisasi dan berkhidmat, mempersiapkan mereka untuk berperan aktif di lingkungan NU maupun masyarakat luas. Bahkan lebih tegas lagi, Gus Ghofur mengatakan, di MDS Rijalul Ansor inilah para kader muda calon syuriah di masing-masing tingkatan di Nahdlatul Ulama ditempa agar bisa berorganisasi dengan matang.
MDS Rijalul Ansor tidak hanya berfungsi sebagai majelis dzikir dan sholawat semata, tetapi juga sebagai ruang pembinaan karakter, penguatan spiritual, dan kaderisasi kepemimpinan. Para anggota dididik untuk memahami nilai-nilai Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah, serta membangun sikap moderat, toleran, dan cinta tanah air.
Menjaga Tradisi, Merawat Harmoni
Revitalisasi tradisi Nahdliyyin melalui Rijalul Ansor bukan semata-mata nostalgia terhadap masa lalu, melainkan upaya adaptif untuk menjaga relevansi ajaran Islam yang rahmatan lil alamin di tengah perubahan zaman. Dalam tradisi dzikir, sholawat, tahlil, dan amaliyah lainnya, terkandung nilai-nilai spiritualitas yang mendalam, yang mampu menjadi benteng moral di tengah derasnya arus globalisasi.
GP Ansor dan MDS Rijalul Ansor hadir untuk memastikan bahwa tradisi-tradisi luhur tersebut tetap hidup, relevan, dan mampu menjawab tantangan zaman. Dengan mengedepankan pendekatan yang inklusif dan dialogis, mereka menjadi garda terdepan dalam menjaga harmoni kehidupan beragama di Indonesia.
Rapat Kerja Wilayah 1 MDS Rijalul Ansor NTB: Sebuah Harapan untuk GP Ansor Masa Depan
Dalam rangka Rapat Kerja Wilayah 1 MDS Rijalul Ansor NTB yang akan dilaksanakan pada Selasa, 4 Februari 2025, diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen para kader dalam menjaga dan mengembangkan tradisi Nahdliyyin.
Harapannya, Rakerwil ini dapat menghasilkan program-program strategis yang relevan dengan tantangan zaman, memperkuat peran MDS Rijalul Ansor dalam membina kader muda, serta memperluas jangkauan dakwah yang moderat dan inklusif.
Di era dakwah digital, MDS Rijalul Ansor diharapkan dapat melakukan berbagai upaya dakwah kreatif yang memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan Islam yang penuh toleransi, kasih sayang, dan perdamaian. Dakwah yang adaptif ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak kalangan, khususnya generasi muda, dengan pendekatan yang relevan dan inspiratif.
Rakerwil ini juga diharapkan menjadi ajang konsolidasi dan sinergi antar kader, memperkuat jaringan organisasi, serta mengokohkan semangat kebersamaan dalam berkhidmat untuk agama, bangsa, dan negara. Dengan semangat ini, MDS Rijalul Ansor NTB diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga harmoni sosial, merawat tradisi, dan membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah.
Akhirul Kalam, GP Ansor bersama MDS Rijalul Ansor akan terus berupaya mengokohkan nilai-nilai keagamaan yang moderat, menjaga tradisi Nahdliyyin, serta membentuk kader-kader muda yang siap berkhidmat untuk agama, bangsa, dan negara. Inilah semangat revitalisasi tradisi Nahdliyyin yang menjadi napas perjuangan mereka, demi terwujudnya Indonesia yang damai, toleran, dan Rahmatan Lil Alamin. []