Ads
HeadlinePolitik

Pathul Bahri: Desa itu Jantung Kekuatan Nahdlatul Ulama

PRAYA, QOLAMA.COM | Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lombok Tengah H.L. Pathul Bahri mengatakan, jantung kekuatan Nahdlatul Ulama berada di Desa dan Dusun sehingga struktur Pengurus Ranting NU di tingkat Desa juga menjadi Program Prioritas PCNU Lombok Tengah.

hal tersebut disampaikan Pathul Bahri saat acara pembukaan Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Praya II pada Minggu, (1/9) hari ini.

“Pembentukan ranting-ranting NU di desa ini menjadi PR kita semua sebagai pengurus di semua tingkatan” Ungkap Pathul.

Acara konferensi MWC NU Praya II ini digelar di halaman Yayasan Pondok Pesantren Ulil Abshor Panti, Desa Jago Kecamatan Praya tersebut dibanjiri Jama’ah Nahdliyyin, Unsur Banom, Lembaga serta Pimpinan-pimpinan Pondok Pesantren di Praya.

Lebih lanjut Pathul Bahri mengatakan, jika di kalkulasi. Warga Nahdliyyin di Lombok tengah adalah mayoritas, dan kebanyakan mereka tinggal di pedesaan. Untuk itu dia mengajak desa-desa yang belum bergabung dengan NU segera bergabung.

“Beberapa kepala desa telah menyatakan diri siap ikut serta mengurusi NU bahkan di Kecamatan Pujut Alhamdulillah, 8 Kepala Desa langsung jadi Ketua Ranting NU”. Tandasnya.

Sementara itu TGH. Ma’rif Ma’mun dalam tausiyahnya menyampaikan, semua pengurus NU baik di Cabang, Wakil Cabang dan juga Ranting harus mau belajar memperbaiki Administrasi organisasi. Karena Nahdlatul Ulama bukan sekadar Jama’ah tapi juga jam’iyah yang disitu ada mekanisme organisasi yang telah di atur dalam Musyawarah dan Konferensi.

“Kumpulan Jama’ah yang besar seperti NU ini apabila tidak dikelola dengan baik akan kalah dengan Jama’ah yang kecil tapi dikelola dengan baik, karena itu perbaiki administrasi dan taat pada organisasi” Tegasnya.

Ia juga menyinggung upaya sekelompok orang yang ingin menggerogoti NU dari luar dan dalam. Kelompok ini ingin menghancurkan NU dengan cara pertama-tama, mencitrakan buruk kepada para tokoh-tokoh dan ulama NU. Kedua, mereka menyerang pemahaman-pemahaman Aswaja An Nahdliyyah seperti Ziarah Kubur, Talqin bahkan Islam Nusantara.

“Islam Nusantara itu adalah ciri yang membedakan kita dengan faham Wahabi Salafi dan Islam radikal. Islam yang mencintai Agama sekaligus tradisinya” Jelas Tuan Guru yang baru pulang dari menunaikan Ibadah Haji ini.

Untuk para pengurus, TGH. Ma’rif Ma’mun berpesan agar ikhlas dan tulus berjuang di NU. Ia menyampaikan pesan KH, Bisri Syansuri kepada dirinya dulu saat dulu masih bersekolah di Makkah.

“Beliau katakan, jangan sekali-sekali cari makan di NU maka hidupmu akan lunglai, jangan keluar dari NU karena kamu pasti akan dilanda hutang besar, hidupilah NU maka hidupmu akan berkah” Ucapnya menirukan pesan salah seorang pendiri NU itu.

Sidang-sidang Pleno

Setelah deisepakati penggabungan dua MWC NU yakni MWCNU Praya III dan MWC NU Praya II maka Konferensi MWCNU Praya II di Mulai.

Sekretaris PCNU Lombok Tengah L. Rupawan Jhoni dan Ust. Amir Jaya memimpin sidang Pleno Konferensi yang dimulai dengan pembahasan tata tertib sidang dan pembahasan AD/ART.

Para peserta menyepakati sistem pemilihan dengan Ahlul Ahli Wal Aqdi (AHWA). Tidak berlangsung lama, akhirnya anggota AHWA memutuskan yang menjadi pengurus MWC NU Praya II adalah Heri Hidayatullah MPd sebagai Ketua Tanfidziyah dan TGH. M. Nur S.Pd.I sebagi Rois Syuriyah Periode 2019 – 2024.[RIAN]

Adsvertise
Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Cek juga
Close
Back to top button