AgamaHeadline

Prof. Masnun : TGH. Taqiuddin Mansyur Pejuang NU dan Kemanusiaan.

LOMBOK TENGAH – QOLAMA.COM | Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Provinsi Nusa Tenggara Barat, Prof. Masnun Tahir mengajak warga NU NTB untuk terus melanjutkan perjuangan dan cita – cita almarhum TGH. Taqiuddin Mansyur, membesarkan NU dan kemanusiaan.

Pernyataan tersebut disampaikan Masnun ketika memberikan sambutan di acara do’a dan istigasah Haul kedua TGH. Ahmad Taqiyuddin Manshur, yang berlangsung di Pondok Pesantren NU Al-Manshuriya Ta’limusshibyan, Sangkong, Desa Bonder, Lombok Tengah, Sabtu 10 Oktober 2020 malam

“Banyak hal diajarkan dan diwariskan almagfurlah TGH. Taqiuddin Mansyur mengajarkan ilmu bagaimana memperjuangkan NU dan kemanusiaan. Konsep kemanusiaan almagfurlah melampaui batas. Pergaulan dalam hidup tidak hanya sesama hamba Allah melainkan juga sesama hamba Tuhan” kata Masnun

Almarhum juga sebagai pemikir, pejuang, penulis maupun khatib. Itu terbukti dari karya berupa tulisan dipamerkan di acara Haul. Dalam prinsip hidupnya beliau mengingatkan agar selalu menyebarkan kebaikan, meski dalam satu tulisan, sebab hal itu akan menjadi saksi meski orang itu sudah meninggal.

Baca Juga :

Perkuat Admin Medsos Nahdliyyin, LTN NU Loteng Adakan Madridinu Akbar

Ribuan Nahdliyyin Menerima Ijazah Wirid Siwak Nahdlatul Ulama

Ferdi Bikin “Garuda Maiq Meres”, Siap Bikin Milenial Loteng “Baper”

17 Karya Monumental ‘Datok Bengkel’ TGH. M. Soleh Hambali

Meski kita berbeda dalam hidup tapi ada prinsip kemanusiaan, persaudaraan diatas segalanya. NU begitu kehilangan almagfurlah. Namun demikian NU meyakini meski secara fisik sudah tidak ada, tapi ruh hadir bersama jamaah semuanya.

“Atas nama NU kami tetap merasa kehilangan, wapualun secara fisik tidak ada tetapi secara ruh beliau hadir” ungkapnya.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren NU Almansyuriah Ta’limusshibiyan, Dr. Baiq Mulianah, mengucapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara tersebut. Keluarga besar Al-Manshuriyah bisa bersama-sama mengadakan doa bersama, meski ditengah kondisi pandemi Covid-19

Tidak terasa almagfullah telah meninggalkan keluarga besar pondok pesantren. Apa yang beliau telah rintis telah wariskan berupa sistem pendidikan tatanan kehidupan perilaku ajaran tentu saja menjadi spirit bagi keluarga besar.

“Kami tentu sangat kehilangan. Kami yakin kami percaya beliau tidak pergi tinggalkan kami beliau masih tetap membimbing dan membina kami,”ungkap Mulianah.

Terbukti ketika keluarga besar melangsungkan Haul II dan Harlah Pondok Pesantren ke 57 tidak disangka, antusias jamaah meski diitengah Covid-19 dan sudah diminimalisir, antusias jamaah yang mau hadir tetap luar biasa.

Sejak Sabtu 9 Oktober sampai sore, jamaah yang sudah terdata berziarah ke makam almagfurlah secara bergiliran mencapai 9000 orang, baik dari masyarakat umum maupun dari 20 lebih lembaga pendidikan yang dikelola di Ponpes Al-Manshuriyah sendiri.

“Terimakasih kepada Bapak Ibu yang telah berkenan hadir memberikan doa tulis ikhlas mendoakan almarhum,” ucap rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Mataram itu.

Mulianah mengingatkan pesan penting almagfurlah sejak mendampinginya selama 23 tahun, baik dalam mengelola sistem pendidikan di Pondok Pesantren maupun dalam pengembangan ekonomi masyarakat yang diwariskan kepada semua jamaah. Almarhum selalu hadir memberikan semangat.

Satu kalimat yang selalu dipegang teguh dalam mengelola lembaga pendidikan baik di Ponpes maupun di kampus UNU.

“Apa bedanya anak yang kamu harapkan terjadi baik di anakmu maka itu pula yang harus terjadi baik kepada anak orang lain. Apa bedanya anak kamu dengan anak orang lain yang dititipkan ke kita semuanya merupakan titipan Allah. Kalau kamu memimpikan anak mu menempuh pendidikan tinggi maka itu juga yang harus kamu pikitkan untuk orang lain karana sama sama tanggungjawab amanah Allah,” sebutnya.

Pesan kedua saat malam terakhir dimana sekitar pukul jam 12 malam Mulianah menjadi saksi pesannya dalam diskusi sepulang dari masjid sekitar pukul 09.00 malam dimana betapa almagfurlah memimpikan sebagai jamaah nahdiyin memiliki satu cara pandang, NU harus diimplementasikan dalam seluruh harakah maupun ijtimiakiyah. Almagfurlah sangat mencita citakan NU di NTB bisa bekembang dan maju bukan saja secara organisasi melainkan dalam prinsip hidup.

“Walaupun lima meter tinggainya surban orang itu mengajak kamu keluar dari NU maka jangan pernah kamu ikut,” katanya.

Kegiatan tahlil dan doa bersama yang dihadiri ratusan Jamaah, santri para tuan guru alim ulama dan masyarakat, selain dilangsungkan di Pondok Pesantren NU Al-Manshuriya Ta’limusshibyan, juga di penjuru Madratsah cabang maupun masjid yang tersebar paling banyak di 3 (tiga) kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya dan Pujut, termasuk secara virtual.

Dalam acara tersebut ceramah diisi putra bungsu almagfurlah langsung dari Maroko. Di Ceramah terakhir disii oleh Kakanwil NTB, KH Zaidi Abdad. Diakhir acara dilakukan pelantikan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Almansyuriah NU Bonder dikukuhkan.

Selengkapnya

One Comment

  1. Ping-balik: 1buccaneer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button