Ads
FeaturesHeadlineLombok TengahPendidikan

Sinkronisasi Simpatika dan Emis Bermasalah, Guru Kemenag Terancam Tak Bisa Ikut PPG

Lombok Tengah, Qolama.com | Sejumlah guru madrasah di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) mengeluhkan masalah sinkronisasi data antara aplikasi Simpatika dan Emis. Akibat ketidaksesuaian data, banyak guru yang seharusnya memenuhi syarat justru gagal mengajukan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Aplikasi simpatika Menyatakan Lulus
Keterangan di aplikasi Simpatika dinyatakan Lulus Pre Test Akademik. Tetapi di Aplikasi Emis justru dinyatakan tidak lulus
Aplikasi Emis
Di aplikasi Emis tidak bisa mengajukan PPG karena keterangan “pre tes akademik” tidak memenuhi, padahal di aplikasi Simpatika sudah dinyatakan lulus

Darmawan, seorang guru di Montong Gamang, Kopang, Lombok Tengah, mengungkapkan kekecewaannya setelah sistem Emis menolaknya mendaftar PPG dengan alasan belum lulus pre-test akademik. Padahal, menurut data di Simpatika, ia telah dinyatakan lulus sejak 2024.

“Di Simpatika saya sudah dinyatakan lulus pre-test akademik tahun 2024, tapi di Emis saya ditolak dengan alasan belum lulus. Gimana cobak?” ujar Darmawan sambil menunjukkan bukti data di kedua aplikasi tersebut.

Kejadian serupa juga dialami Ahmad Jumaili, guru lain yang mengalami ketidakcocokan data antara dua sistem ini. Ia merasa dirugikan karena satu-satunya alasan ia tak bisa mengikuti PPG adalah karena data di Emis yang tidak sesuai dengan Simpatika.

“Sinkronisasi dua aplikasi ini bermasalah. Padahal, ini menjadi satu-satunya harapan para guru untuk memajukan karier profesinya. Saya mewakili para guru yang mengalami hal yang sama merasa terdzolimi oleh sistem yang berubah-ubah ini”. ungkap Jumaili.

Ia mengaku telah melakukan tabayyun langsung ke operator Kemenag Lombok Tengah, namun dijawab bahwa sinkronisasi antara Emis dan Simpatika memang tidak seratus persen.

“Saya kira ini harus diinvestigasi Kemenag, apakah sistemnya yang bermasalah atau karena kesalahan manusia dalam menginput data. Banyak guru yang sudah mengabdi puluhan tahun di madrasah tapi tak kunjung dipanggil PPG hanya karena aplikasi bermasalah,” tambahnya.

Para guru berharap Kementerian Agama segera turun tangan memperbaiki sistem ini agar tidak ada lagi guru yang dirugikan.

“Kami minta Kemenag merespons serius masalah ini. Jika dibiarkan, ini bisa berakibat fatal bagi ribuan guru di Indonesia,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Kemenag terkait permasalahan sinkronisasi data antara Simpatika dan Emis ini.[]

Adsvertise
Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Cek juga
Close
Back to top button