AgamaHukum dan KriminalNews

Tangkal Faham Radikalisme di Medsos Dengan Menghadirkan Konten Sehat.

MATARAM – QOLAMA.COM | Media sosial menjadi salah satu sarana penyebaran informasi, baik bermuatan positif dan negatif, termasuk faham radikalisme yang banyak mempengaruhi masyarakat dan generasi muda.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah ketika menjadi narasumber Webinar Internasional “Countering Radicaleism and Terrorism In The Digital Era : Reschaping A Global Peace Community, Selasa 29 September 2020.

“Hampir sebagian besar masyar bisa dengan mudah mengakses informasi apapun melalui internet, termasuk faham radikal dan salah satu cara menangkal faham tersebut, dengan menghadirkan konten positif” kata Rohmi

Ia mengajak generasi milenial untuk melawan isu radikalisme dan terorisme dengan menyuarakan pesan – pesan perdamaian. Pesan-pesan tersebut dihimbau agar dikemas dalam bentuk konten yang positif dan inspiratif dengan memanfaatkan teknologi informasi kekinian.

Selain itu, sebagai upaya menangkal faham radikalisme dan terorisme, dengan membangun kolaborasi antar pengguna media sosial sebagai kekuatan bersama, dengan keterhubungan secara online.

“Generasi milenial memiliki karakter yang cenderung suka berkolaborasi dan tumbuh dalam budaya berbagi, diskusi dan kerjasama, dan hal ini mesti dimaksimalkan” pintanya

Kalangan milenial harus didorong untuk membangun kerjasama dan kolaborasi positif untuk menyebarkan pesan – pesan perdamaian guna menangkal keberadaan paham radikalisme dan terorisme melalui gadget.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan dan mendukung agar tidak adanya blank spot disetiap daerah. Sebanyak 1.143 wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa yang terdiri dari 995 desa, 145 kelurahan dan 3 UPT. Sebanyak 53 desa yang masih menjadi tugas pemerintah untuk segera diatasi agar tidak menjadi blank spot.

“Diharapkan seluruh masyarakat NTB dapat mudah mendapatkan informasi dan mengetahui perkembangan dunia, dan segala informasi yang positif dan bisa mengkounter hal – hal negatif untuk kebaikan kehidupan NTB untuk Indonesia” tuturnya.

James B. Hoesterey selaku Asisten Profesor Emory Univercity, Atlanta mengungkapkan bahwa era milenials saat ini menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan kekuatan baru untuk menangkal isu radikalisme & terorisme ini.

“Daripada sibuk mencari dan memperdebatkan pelaku radikalis & teroris, mengapa tidak menggali potensi islam sebagai model agama, kebudayaan, kenegaraan untuk meng-counter radikalis islam. Seperti mengambil kesempatan melalui E-silaturrahmi untuk membangun program diplomasi seperti pertukaran pelajar dan lain sebagainya” ungkapnya.

James juga melihat bahwa perkembangan informasi teknologi semakin pesat dan semakin pesat pula tantangan masyarakat dalam dunia cyber. E-silaturrahmi menjadi langkah penting untuk menangkal serangan cyber seperti isu radikalisme dan terorisme

Adsvertise
Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button