EditorialHeadlinePilkada 2020PolitikQolamuna

Manuver Politik Ormas, Yatofa – NU Solid, NW dan Muhajirin Masih Tanda Tanya

Warna dan Manuver Politik Ormas di Lombok Tengah selalu dominan dalam setiap Pilkada. Untuk Pilkada Tahun 2020 ini, Rivalitas NU, Yatofa dan NW masih beradu kuat. Muhajirin berada di pihak yang menunggu.

EDITORIAL QOLAMA

Hari ini rame diperbincangkan, TGH. Fadli Fadhil Tohir dan keluarga besarnya Yayasan Pondok Attohiriyah Al Fadhiliyah (Yatofa) Bodak kembali menegaskan pilihan politiknya ke Pasangan HL. Pathul Bahri – H. Nursiah. Penegasan yang kedua kalinya ini seperti ingin meyakinkan publik, bahwa Yatofa tidak kemana-mana dan tetap akan melanjutkan ikhtiar Maiq – Meres jilid pertama menuju Ikhtiar Maiq-Meres jilid kedua.

Sebelumnya banyak yang menyakini, komposisi pasangan calon Pathul – Nursiah, dalam tanda kutip “Non Trah Bodak”, akan memecah kubu Yatofa bahkan dikatakan akan mengganggu serius suksesi kepemimpinan Maiq Meres Jilid dua ini. Namun belakangan, keyakinan ini berhasil dibantah dengan menyatunya kembali dua ormas mayoritas, yakni Nahdlatul Ulama (NU) – Yatofa, serta dua partai pemenang pemilu Loteng, Golkar-Gerindera dalam satu barisan.

Di pelbagai kesempatan bahkan, Bupati Lombok Tengah Suhaili, FT yang menjadi simbol Maiq-Meres, dengan pede menegaskan, Ikhtiar Maiq Meres hanya bisa dilanjutkan oleh Pasangan Pathul – Nursiah, dengan alasan paslon yang ‘notabene’ anak buahnya ini telah ia ketahui luar dalem-nya selama lebih dari 10 tahun terakhir.

Baca Berita Terkait :

TGH. Fadli, FT Tegaskan Jamaah Yatofa Wajib Menangkan Maiq Meres

Gagal Maju, Haji Bangun Dukung Masrun-Habib

AHZ Pastikan Keberpihakan Pada Generasi Muda Milenial

Berharap Pada Calon Independen Pilkada Lombok Tengah

HIMMAH NW Nyatakan Dukungan Ke Pasangan Wayent Wah

Bagaimana dengan ormas Nahdlatul Wathan (NW) yang kembali menguji nasib. NW yang kita tahu selama 10 tahun belakangan ini menjadi rival sejati Maiq Meres. Pada Pilkada kali ini bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung H. Masrun – H. Habib Ziadi. Pasangan ini belakangan mengklaim diri sebagai representasi basis ormas yang didirikan TGH. Maulana Syaich Zainuddin Abdul Madjid ini.

Bedanya, jika pada pilkada-pilkada sebelumnya, yang maju langsung adalah trah NW TGH. Gede Sakti, kali ini calonnya sedikit menyebal dari trah aslinya yakni ke keluarga Mispalah yang diwakili H. Habib Ziadi Tohir.

Secara naratif, paslon ini memang gencar men-declare diri sebagai perwakilan NW, hanya saja ditubuh NW sendiri, riak-riak pilihan politik yang berbeda antara NW Pancor dan NW Anjani cukup nyata dilapangan.

Yang terbaru, informasi cukup valid diterima Qolama, Kubu NW Pancor yang diwakili Hj. Siti Rohmi Djalilah telah membawa gerbong NW Pancor mendukung Pasangan Ahmad Ziadi – Lalu Aswatare. Informasi ini bahkan tidak sekadar valid, sejumlah Badan Otonom NW seperti Himpunan Mahasiswa (HIMMAH) NW membuktikan dengan terang-benderang mendukung pasangan ber-jargon Wayent Wah ini.

Lalu bagaimana dengan arah politik Darul Muhajirin? Sejumlah pihak yang diajak diskusi Qolama menyebutkan, sikap politik keluarga besar salah satu Ponpes tertua di Lombok Tengah ini tidak akan jauh berbeda dengan sikap politik pada pilkada-pilkada sebelumnya. Muhajirin seringkali memberikan keleluasaan kepada Jama’ahnya untuk memberikan pilihannya sesuai hati nurani. Ter-apalagi untuk Pilkada serentak 2020 ini tak satupun keluarga Muhajirin yang maju menjadi Calon Bupati atau Calon Wakil Bupati.

Muhajirin secara kalkulatif memiliki Jama’ah yang cukup besar. Ketokohan Almagfurlah TGH. Najamuddin tak perlu diragukan lagi telah banyak melahirkan Tuan Guru-Tuan Guru yang saat ini telah menjadi pimpinan pondok pesantren dengan ribuan Santri.

Tetapi memang, karakter ketokohan TGH. Najamuddin selama beberapa dekade belum mampu mewarnai konstalasi politik Lombok Tengah dengan mengambil posisi strategis. Terakhir pada Pilkada 2009 muncul nama TGH. Bajuri Najamuddin namun kandas dan tak pernah terdengar lagi hingga hari ini.

Selain Ormas struktural seperti NU, Yatofa, NW dan Muhajirin. Yang tak bisa luput dari pembahasan juga adalah beberapa Ormas Pamswakarsa yang punya sejarah di Pilkada Lombok Tengah. Satu yang penting disebut disini adalah Ormas Amphibi.

Hanya saja, organisasi yang didirikan TGH. Sibawaihi Mutawalli Jerowaru ini selama beberapa perode tidak muncul ke publik dan lebih terkooptasi Golkar karena pengurus-pengurusnya banyak yang berafiliasi ke Partai ini.

Amphibi terakhir dinyatakan bubar oleh TGH. Sibawaih karena dinamika internal yang rupanya jauh ‘menyebal’ dari visi misi awal ketika organisasi ini didirikan.

Sembari menunggu dicabutnya lot nomer para pasangan calon di Kantor KPUD Lombok Tengah, publik masih setia menunggu manuver-manuver politik ormas pada tahapan-tahapan berikutnya.

Harapannya kita, Pilkada Lombok Tengah berlangsung damai, jauh dari kecurangan-kecurangan dan politik uang.

Eits…!! satu lagi, ingat ada pak polisi dan Pamongpraja! mereka senantiasa mengintai dan siap menyangsi anda dengan Push Up dan Scot Jump jika anda melanggar protokol Covid-19. Wallahul A’lam bissowab. []

Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek juga
Close
Back to top button