MATARAM – QOLAMA.COM | Puasa ramadhan dan dampak bencana banjir yang melanda Kabupaten Bima diperkirakan akan mengakibatkan terjadinya inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat, karena menurunnya pasokan bawang merah
“April 2021, NTB diperkirakan mengalami inflasi seiring dengan masuknya puasa Ramadhan dan adanya bencana banjir di Kabupaten Bima” kata Kepala Bank Indonesia (BI), Heru Saptaji ketika mengikuti rapat pengendalian inflasi daerah di Mataram, Rabu 14 April 2021.
Meski demikian, inflasi lebih lanjut dapat tertahan oleh bertambahnya pasokan komoditas beras seiring dengan panen raya padi yang dimulai di bulan Maret 2021. Inflasi bulan April 2021 diperkirakan berada pada kisaran -0,05 persen hingga 0,15 persen.
Heru mengusulkan agar dilakukan operasi pasar untuk menghadapi komoditi tertentu yang mengalami lonjakan harga. Agar TPID NTB melakukan sidak langsung melihat pergerakan harga komoditas pangan strategis yang harganya meningkat selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri ke depan.
“BI juga akan melakukan koordinasi intensif baik level provinsi dan kabupaten/kota dimana pengendalian inflasi ke depan diharapkan lebih selaras dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat,” katanya.
Beberapa hal yang mempengaruhi hasil komoditas pertanian dan kebutuhan lain, cuaca ekstrim dalam tiga bulan terakhir, gelombang laut yang sering terjadi saat ini juga mempengaruhi hasil tangkapan nelayan yang juga menyebabkan hasil-hasil perikanan juga mengalami kenaikan harga.
“Fenomena alam seperti ini harus diantisipasi dengan menyiapkan ketersediaan pangan sebagai penyangga ketahanan pangan. Kami akan meningkatkan dan mengembangkan kluster-kluster komoditas pangan strategis seperti cabe, bawang merah, beras dan sebagainya agar bisa disiapkan jika sewaktu-waktu dilakukan Operasi Pasar,” ujarnya.
Disamping itu, menurutnya pemerintah melalui TPID juga hendaknya menjalin kerja sama dengan mitra-mitra bisnis pertanian lainnya untuk melakukan off taker dengan menyiapkan stok pangan lokal dengan stok pangan yang dikirim ke luar daerah. Ini juga salah satu strategi untuk memenuhi ketersediaan bahan pokok komoditi pertanian di daerah.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, H. Fathurrahman, mengatakan kedepan TPID memang harus berusaha mencari solusi untuk menghadapi situasi menjelang hari-hari besar keagamaan.
TPID ke depan akan lebih berkonsentrasi pada pengendalian dan stabilitasi pada bahan komoditi pangan yang kerap kali dikeluhkan harganya cukup tinggi dan sangat dibutuhkan seperti cabe dan kedelai.
“Komoditi seperti cabe, kedelai, beras dan lainnya kedepan akan didorong agar pengendalian harganya bisa diselesaikan untuk tahun berikutnya.