MATARAM – QOLAMA.COM | Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, melalui Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB akan mulai melakukan vaksinasi vaksin Covid-19, mulai tanggal 14 Januari 2021, dengan menerjunkan 400 Vaksinator, dari tenaga kesehatan yang berasal dari RSU Provinsi NTB, RSAD , RS Bhayangkara dan Puskesmas Mataram.
“Gubernur, Wakil Gubernur NTB, Forkopimda, Pejabat Teknis yang menangani Kesehatan dan Tokoh Agama atau Tokoh masyarakat jadi yang pertama divaksin Covid-19” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Senin 11 Januari 2021.
Ia mengungkapkan bahwa sebelum dilakukan vaksinasi, akan dilakukan proses skreening terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan fisik, karena ada 15 penyakit yang jika seseorang memilikinya, maka ia tidak dapat diberikan vaksin Covid-19.
Karena itu, sebelum pemberian vaksin, Dikes benar – benar akan melakukan cek up awal agar tidak terjadi mis. Beberapa kondisi masyarakat yang tidak bisa diberikan vaksin covid-19, yakni pernah terkonfirmasi menderita covid-19, ibu hamil dan menyusui
“Menjalani terapi jangka Panjang terhadap penyakit kelainan darah, penderita penyakit jantung, penderita penyakit autoimun, penderita penyakit saluran pencerna kronis, penderita penyakit hipertiroid, penderita penyakit kanker, penderita diabetes melitus, penderita HIV dan penderita penyakit turberkulosis” katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi mengungkapkan bahwa Pemprov akan menjadi garda terdepan memberikan kepercayaan kepada masyarakat mengenai vaksin Covid-19.
“Apa yang kita lakukan adalah wujud negara hadir sebagai garda terdepan untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat kita mengambil peran perdana untuk melakukan vaksin covid-19,” tutur Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 NTB.
Gita juga berharap agar masyarakat tidak paranoid dan menganggap vaksin ini berbahaya. Terlebih dengan telah dikeluarkannya fatwa MUI tentang kehalalan dan kesuciannya, sambil menunggu izin penggunaan dari BPOM.
Melalui vaksinasi perdana ini diharapkan masyarakat dapat percaya tentang keamanan vaksin sinovac serta yakin tentang pentingnya vaksinasi mengingat pandemi Covid-19 sudah memasuki gelombang kedua. Sehingga ia menghimbau agar berbagai informasi hoax dan tidak benar dapat diminimalisir agar tidak menimbulkan ketakutan.
“Agar kita perangi hoax-hoax ini supaya tidak diterima begitu saja oleh masyarakat,” tuturnya.