Lalu Putrie : Soal BIL, Hargai Kearifan Lokal Sasak
PRAYA, QOLAMA.COM | Tokoh Masyarakat Lombok Tengah yang juga pemerhati Kebudayaan Nusantara HL. Putrie mengungkapkan, tidak ada perusakan yang dilakukan warga Lombok Tengah pada Senin, (1/1/2021) malam lalu di Tolgate Bandara Internasional Lombok (BIL).
“Saya sudah melihat secara langsung, tulisan di Tolgate Bandara masih utuh seperti semula, Tulisannya “Selamat Datang di Bandara Internasional Lombok” Ungkap HL. Putrie. Selasa, (2/1/2021).
Lalu Putrie mengaku mendengar ada aksi warga yang menurunkan plank tambahan Nama Zainuddin Abdul Madjid di Tol Gate Bandara, tetapi menurutnya hal itu bukan perusakan karena ia sendiri tidak tau kapan plank nama tambahan tersebut dipasang dan apa yang dirusak oleh warga.
“Kapan dipasang? kami tidak tau, tidak ada yang dirusak oleh warga. Tidak ada” Ungkapnya.
Terkait perubahan nama Bandara Internasional Lombok ini, HL. Putrie mengajak semua fihak melihat persoalannya secara jernih. Karena menurutnya, Ini bukan persoalan kelompok organisasi tertentu ataupun seorang tokoh tertentu, tetapi ini persoalan tidak menghargai kearifan lokal sasak dan mengabaikan prosedur yang benar dengan melibatkan masyarakat dalam proses perubahan nama tersebut.
“Adat sasak itu tindih, tertib, tapsile. Mari duduk Bersama sebelum membuat keputusan perubahan bandara, sama seperti dulu nama BIL di putuskan secara Bersama-sama” Ungkapnya.
Baca Juga :
GNPT Pertanyakan Peran Gubernur Zul Dalam Polemik BIZAM
PIN Loteng Apresiasi Warga Yang Turunkan Nama BIL
Demi Kemaslahatan, TGH. L. Turmudzi Minta Nama BIL Tidak Diubah
Pria berjuluk Datu Siledendeng ini menceritakan hal ihwal munculnya pertama kali Nama Bandara Internasional Lombok (BIL) pada sekitar tahun 2011. Ia bersama sejumlah tokoh dipertemukan oleh Sekretaris Daerah yang saat itu dijabat Rosiady Sayuti. Di forum itu, sekda meminta usulan sejumlah nama untuk disematkan pada Bandara baru tersebut.
“Ada 9 usulan nama yang muncul antara lain Bandara Dongak Langit, Datu Tuan, Mandalika, Sile Dendeng, Lombok Baru, Aro Inaq dan juga ada ZAM. Diputuskan untuk menghindari gejolak dan kecemburuan maka disepakati namanya adalah Bandara Internasional Lombok ( BIL)” Cerita Putrie.
Putrie mengatakan, saat itu Sekda menjanjikan akan melakukan pertemuan kembali, tapi hingga dikeluarkan SK Kemenhub para tokoh ini tidak pernah di pertemukan lagi. []