Ads
HeadlineHukum dan KriminalMataram

Penolakan Pergantian Nama Bandara Dituding Keinginan Pribadi Bupati Loteng.

MATARAM, QOLAMA.COM | Adanya penolakan pergantian nama Bandara Internasional Lombok (BIL) dengan nama pahlawan nasional asal Provinsi Nusa Tenggara Barat, Zainuddin Abdul Madjid di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dituding hanya keinginan Suhaili selaku Bupati Loteng semata, bukan keinginan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan salah satu peserta aksi asal Pujut Lombok Tengah, Lalu. Edi Gunawan ketika melakukan aksi demonstrasi bersama ratusan massa yang didominasi jamaah Nahdlatul Wathan di depan gedung DPRD NTB, Jum’at 24 Januari 2020.

“Penolakan perubahan nama BIL dengan BIZAM hanya keinginan pribadi Suhaili, perlu diingat Bupati dan wakil Bupati Loteng tidak menginginkan nama bandara diganti dengan BIZAM” kata Edi.

Ia bahkan menuding Bupati Loteng Wakilnya Fatul Bahri sudah sejak awal tidak mendukung dan menginginkan nama BIL berganti nama menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, dengan tidak menandatangani surat persetujuan bersama 9 Bupati dan Walikota di NTB.

Penolakan tersebut dilakukan dengan mengerahkan masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) melakukan aksi demonstrasi, bahkan sampai harus membubuhkan jempol darah segala.

Lebih lanjut ia menambahkan, sudah dua tahun lamanya masyarakat menunggu pergantian nama BIL dengan nama Maulana Syeh selaku pahlawan Nasional dan hari ini kami bersepakat merealisasikan SK Kemen terian Perhubungan (Kemenhub).

Baca Juga :

Warga Tanak Awu : BIL Harga Mati, Pemprov Jangan Bikin Gaduh Lagi

Bersama Kurangi Kepanikan

Perkuat Sinergi, Poltekpar Lombok Gelar Rakor dan Evaluasi Kerjasama.

Peserta aksi lain asal Lombok Tengah, Syamsul Komar mengatakan, hanya orang bodoh yang melakukan penolakan dengan cap darah dan dirinya bersama masyarakat lain tidak akan mundur selangkahpun, Bizam harga mati.

“Di daerah lain nama pahlawan Nasional jadi nama jalan termasuk nama Bandara, hanya di NTB ada penolakan, itupun dilakukan hanya oleh beberapa gelintir orang” katanya.

Syamsul juga menegaskan, bahwa pergantian nama bandara dengan Maulana Syeh tidak ada unsur dan urusannya dengan politik, murni menghargai seorang pahlawan. Ingat Bizam itu bukan hanya milik Lombok, tapi milik NTB.

Adsvertise
Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Cek juga
Close
Back to top button