HeadlineLingkungan

Gusdurian dan Mahasiswa UNU NTB Tanam 8 Ribu Pohon, Lanjutkan Gagasan Keadilan Ekologis Gus Dur

Lombok Tengah, Qolama.com | Jaringan Gusdurian Lombok Tengah bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) Desa Montong Terep berencana menanam delapan ribu pohon pada Jumat, 29 Agustus 2025. Gerakan penghijauan ini bukan sekadar aktivitas menanam, melainkan juga ikhtiar kolektif untuk meneruskan gagasan keadilan ekologis yang pernah diperjuangkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Salah seorang penggerak Gusdurian Lombok, Muhammad Fahmi, M.Pd, menegaskan bahwa menanam pohon adalah wujud nyata dari nilai-nilai yang diwariskan Gus Dur, terutama kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.

“Menanam pohon adalah amal jariyah. Pohon yang tumbuh akan memberi manfaat panjang, bukan hanya bagi manusia tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup. Inilah cara sederhana kita menjaga bumi, sekaligus menerjemahkan nilai-nilai perjuangan Gus Dur dalam konteks ekologi,” ujar Fahmi.

Spirit Ekologi Gus Dur

Koordinator Gusdurian Lombok Tengah, Ahmad Jumaili, menyebut ikhtiar ini sejalan dengan visi besar Gus Dur terkait keadilan ekologis. Menurutnya, Gus Dur bukan hanya seorang tokoh demokrasi dan pluralisme, tetapi juga sosok visioner yang menaruh perhatian serius pada persoalan lingkungan hidup.

“Gus Dur semasa hidupnya mengupayakan terwujudnya keadilan ekologis bagi semua warga. Beliau adalah penganjur reforma agraria yang sangat militan. Pada zaman Orde Baru, lewat ceramah-ceramahnya, Gus Dur lantang mengkritik perampasan tanah rakyat oleh negara. Bahkan Gus Dur menegaskan bahwa 40 persen tanah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) adalah tanah rampasan dari rakyat, dan negara wajib mengembalikannya kepada rakyat,” kata Jumaili.

Pernyataan ini menegaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan tidak bisa dipisahkan dari keadilan sosial. Menurut Gus Dur, kerusakan ekologis selalu berkelindan dengan praktik ketidakadilan struktural, seperti monopoli lahan dan eksploitasi sumber daya.

Montong Terep sebagai Ruang Belajar Bersama

Desa Montong Terep dipilih sebagai lokasi penanaman karena memiliki potensi besar sekaligus tantangan serius dalam hal pelestarian lingkungan. Lahan kritis yang mulai gundul, bantaran sungai yang rentan longsor, hingga minimnya pohon pelindung di pekarangan warga menjadi alasan utama gerakan ini dilaksanakan.

Mahasiswa KKN UNU NTB yang turut bergabung melihat kegiatan ini sebagai bagian penting dari pengabdian masyarakat. Mereka tidak ingin KKN hanya berhenti pada kegiatan seremonial, melainkan meninggalkan jejak nyata yang bisa dirasakan warga desa.

“Kami berharap penanaman ini bukan hanya berlangsung sehari, tetapi terus dirawat bersama. Keterlibatan warga menjadi kunci agar ribuan bibit pohon ini tumbuh subur dan memberi manfaat jangka panjang,” ujar salah seorang perwakilan mahasiswa KKN.

Investasi Sosial dan Ekologis

Sebanyak delapan ribu bibit pohon yang akan ditanam terdiri dari berbagai jenis, mulai dari tanaman keras hingga pohon buah yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Dengan begitu, penghijauan ini tidak hanya menata ulang lanskap ekologi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi desa.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari pemerintah desa Montong Terep dan sejumlah komunitas lokal. Dukungan lintas pihak ini menegaskan bahwa isu lingkungan bukan urusan satu kelompok saja, melainkan tanggung jawab bersama.

“Menanam pohon hari ini adalah investasi sosial dan ekologis untuk generasi mendatang. Kita berharap aksi ini menjadi tradisi tahunan, sehingga semangat keadilan ekologis terus hidup di Lombok Tengah,” kata Ahmad Jumaili menutup pernyataannya.[]

Adsvertise
Selengkapnya
Back to top button